Jakarta, 5 Ramadhan 1437/10 Juni 2016 (MINA) – Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) B.J. Habibie mengatakan, sumber daya manusia terbarukan merupakan aset dan faktor penting menentukan kemajuan bangsa Indonesia.
“Pada umumnya banyak yang terkonsentrasi bahwa yang harus kita andalkan adalah Sumber Daya Alam, justru sebaliknya yang sangat menentukan kemajuan bangsa adalah Sumber Daya Manusianya,” kata Presiden RI Ketiga saat memberikan sambutan dalam acara buka puasa bersama ICMI di Gedung Menara 165, Jakarta, Jum’at (10/6).
Habibie mengatakan, ICMI didirikan berdasarkan keyakinan, bukan saja berlaku secara umum di seluruh dunia, namun juga di Indonesia yaitu harus lebih terkonsentrasi dan mengandalkan sumber daya manusia terbarukan. Hal ini bukanlah isapan jempol belaka.
“Sebab hal itu tersurat dalam UUD 1945 yang sebagai nafas pancasila. Tuhan yang Maha Esa telah menciptakan manusia secara sempurna, kita sebagai masyarakat harus lebih mempersiapkan diri pada SDM,” kata Habibie.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
Habibie menyebutkan, kunci dari semua itu adalah pada pembudayaan. Pembudayaan itu mulai dari janin ibunya, mulai dari situlah sudah dimasukkan super intelligence software.
“Protein bapak ketemu dengan protein ibu berdampak pada terkonstruksinya janin, pada kedua orang tuanya lah cabang bayi menyerap segala informasi. Informasi yang tertransfer tersebut berdampak pada terjadinya sebuah gerakan, hal itu sama dengan aliran elektron, ketika ada elektromagnetik maka barulah super intelligence software itu baru terkonstruksi,” jelasnya.
“Jika Anda memiliki laptop tidak ada energi, maka itu tidak akan berfungsi. Sebagaimana super intelligence software yang merupakan jiwa, ruh dan batin itu sendiri, ” katanya menambahkan.
Ia menuturkan, energi yang baru menyatu dari protein yang ada dalam rahim itu harus dikembangkan. Pertemuan ini di mana sebagai sumber daya yang diharapkan sebagai generasi yang baik. Ibu adalah kunci segala-galanya. Oleh karenanya, data yang pertama manusia dapat justru dari ibunya,”
Apa yang dijelaskan tersebut sudah jelas digambarkan oleh ajaran agama. Pada kesempatan itu ia menyebut dirinya bukan ahli agama melainkan hanyalah konsumen yang mengembangkan produk-produk ajaran agama yang sudah ada. (L/P010/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar