SEBELUM Islam datang, dunia diliputi zaman Jahiliyah, masa ketika kebodohan, kesyirikan dan ketidakadilan merajalela. Islam kemudian hadir sebagai cahaya (nur) yang menghancurkan kegelapan tersebut.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki? Siapakah yang lebih baik hukumnya daripada Allah bagi orang-orang yang yakin?” (Qs. Al-Maidah: 50).
Ayat ini menegaskan bahwa kebodohan (jahalah) adalah lawan dari keyakinan dan ilmu. Islam mengajak umat manusia untuk meninggalkan kegelapan menuju terangnya petunjuk Allah melalui syariat-Nya.
Baca Juga: Membentuk Generasi Ahlul Qur’an, Tantangan dan Harapan
Kebodohan bukan hanya soal kurangnya pengetahuan duniawi, tetapi juga ketidaktahuan terhadap ajaran agama. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, Allah akan pahamkan ia dalam urusan agama.” (HR. Bukhari).
Ketidaktahuan terhadap syariat Islam membuka pintu kesesatan, seperti syirik, maksiat, dan kerusakan moral. Contoh nyata adalah praktik penguburan anak perempuan hidup-hidup di zaman Jahiliyah, yang dihapuskan Islam melalui ajaran keadilan dan kasih sayang.
Syariat Islam Pedoman Hidup yang Mencerahkan
Baca Juga: Boikot Global, Kerugian Perusahaan Afiliasi Zionis Israel
Syariat Islam bukan sekadar aturan hukum, tetapi panduan komprehensif untuk seluruh aspek kehidupan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
قَدْ جَاءَكُم مِّنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُّبِينٌ
“Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang jelas.” (Qs. Al-Maidah: 15).
Syariat mengatur mulai dari ibadah, muamalah, hingga akhlak, menjamin keseimbangan dunia dan akhirat. Misalnya, dalam ekonomi, larangan riba mencegah eksploitasi, sementara zakat mengentaskan kemiskinan.
Syariat adalah manifestasi kasih sayang Allah yang membebaskan manusia dari belenggu hawa nafsu. Allah meninggikan derajat orang berilmu,
Baca Juga: Perlawanan Tanpa Senjata, Boikot Global Hancurkan Bisnis Afiliasi Zionis
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kalian beberapa derajat.” (Qs. Al-Mujadilah: 11).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga menegaskan:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
Memahami syariat membentuk pribadi yang bertakwa, bijak, dan menjadi teladan. Seperti Umar bin Khattab RA, yang transformasinya dari keras kepala di zaman Jahiliyah menjadi pemimpin adil berkat hidayah Islam.
Baca Juga: Adab Sebelum Berdakwah, Membangun Pengaruh dengan Keindahan Akhlak
Iqra’ sebagai Solusi Menghapus Kebodohan
Perintah pertama Allah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah ٱقْرَأْ (Iqra’ – “Bacalah!) (Qs. Al-‘Alaq: 1). Ini menjadi pondasi gerakan literasi Islam. Untuk menghapus kebodohan, diperlukan:
1. Pendidikan Agama Sejak Dini: Mengajarkan tauhid, fiqih, dan akhlak dalam keluarga.
2. Mengaji Al-Qur’an dan Hadis: Membaca dengan pemahaman, bukan sekadar menghafal.
Baca Juga: Menggapai Keberkahan Hidup dengan Berjama’ah
3. Berguru pada Ulama: Menuntut ilmu dari sumber yang valid.
4. Dakwah Bil Hikmah: Menyebarkan ilmu dengan cara santun dan relevan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mendirikan “Shuffah” (sekolah pertama di Madinah) sebagai bukti komitmen Islam terhadap pendidikan.
Nur Ilmu untuk Masa Depan Gemilang
Baca Juga: Menikah Itu Ibadah, Bukan Ajang Pamer Mahar
Habis jahiliyah terbitlah nur—kebodohan harus digantikan dengan ilmu syariat. Sebagaimana cahaya membimbing orang yang tersesat, pemahaman agama mengantarkan manusia pada kebahagiaan dunia-akhirat.
Mari wujudkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam,
اطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ
“Carilah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat.”
Dengan semangat Iqra’, kita mampu menjadi generasi yang mengusir kegelapan jahiliyah modern dengan cahaya iman dan ilmu. []
Baca Juga: Bukan Soal Harga, Tapi Barakah, Mengapa Mahar Tak Perlu Mahal
Mi’raj News Agency (MINA)