Jakarta, MINA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan di era digital banyak perubahan terjadi begitu cepat yang mencakup berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi, politik, media, hingga pendidikan, untuk itu ia meminta Perguruan Tinggi (PT) dapat mendorong mahasiswanya menumbuhkan inovasi.
“Kata kuncinya adalah mendorong dan mengembangkan inovasi. Kita tidak boleh terjebak pada rutinitas dan cara-cara baru harus dikembangkan. Keinginan mahasiswa untuk berinovasi harus ditumbuhkan serta kreasi-kreasi baru harus difasilitasi dan dikembangkan,” katanya di Universitas Esa Unggul, Jakarta Barat pada Rabu (29/11).
Digital Disruption adalah sesuatu yang datang setelah era digital dan mengganggu kestabilan bisnis yang tidak menggunakan internet dan teknologi digital sebagai nilai tambahnya, tidak hanya dalam bisnis bahkan dalam pendidikanpun akan menghadapinya.
“Melalui internet anak muda bisa belajar dimana saja, kesiapa saja. Ingin bertanya apa-apa tidak ke guru, tidak ke dosen, klik tanya di alexa, di google tangsung ada yang menjawab. Inilah perubahan yang memang sudah ada,” ujarnya.
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
Meski demikian, masih banyak yang belum menyadari dan mengantisipasi perubahan tersebut, salah satunya PT. Dalam hal ini, Jokowi berpesan agar para dosen untuk berhati-hati dalam berkompetisi dengan sumber-sumber pengetahuan alternatif tersebut.
Ia juga berharap perguruan tinggi mendukung para sociopreneur (pengusaha sosial) dari kalangan mahasiswa yang telah melakukan sejumlah inovasi dan berhasil memecahkan masalah di masyarakat.
“Saya senang sekali banyak para sociopreneur di kalangan generasi muda kita, menciptakan tas plastik daur ulang misalnya yang terbuat dari bahan non kimiawi yang bisa mengurangi pencemaran lingkungan. Dan membuat aplikasi untuk komunikasi antara guru dan murid, antar guru dengan pemangku kepentingan pendidikan, membuat aplikasi untuk memberi makan ikan secara efisien, aplikasi untuk perdagangan online dan lainnya,” ungkapnya.
Ia menambahkan, selain itu, proses pengajaran dan fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi juga harus diubah. Misalnya terkait tempat perkuliahan yang tidak harus dilakukan di dalam ruangan tapi bisa di ruang terbuka, walaupun teori penting tapi tantangan dan pengalaman lebih penting.
Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam
“Penting di sebuah perguruan tinggi adanya co-working space, penting sekali, dalam co-working space para mahasiswa, para dosen bisa saling bekerja sama, bisa bekerja bersama menciptakan inovasi-inovasi, menciptakan hal-hal yang baru. Interaksi lintas ilmu, lintas fakultas sangat penting saat ini,” tutur Presiden.
Bahkan ke depannya, Presiden berharap perguruan tinggi dapat meningkatkan co-working space menjadi creative hub dengan spesifikasi yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi
“Fasilitasnya bukan hanya tempat kerja bersama tapi fasilitasnya juga dalam bentuk membantu berjejaring membangun networking dengan para inovator lain dan membantu dengan sumber pembiayaan kalau ada inovasi. Dan itu semua hal yang sangat menarik,” jelasnya.
Ia meyakini cara tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi perguruan tinggi, di antaranya pembiayaan pengembangan inovasi ke dunia industri. (L/R10/P1)
Baca Juga: Shuling Kota Sabang, Ustaz Arif Ramdan Ajak Jamaah Peduli Masjid Al-Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kumpulan Khutbah Jumat tentang Bahaya Judi Online Dikebut