Hadapi Sanksi AS, Rusia Yakin Ekonominya Tahan Tekanan Eksternal

Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov. (Foto: Finance and Market)

, MINA – Dalam menghadapi putaran baru sanksi dari Amerika Serikat (AS), Menteri Keuangan mengatakan, sistem keuangan negaranya tahan terhadap tekanan eksternal.

“Ekonomi Rusia telah terbukti tahan terhadap pembatasan eksternal dalam beberapa tahun terakhir,” kata Siluanov pada Sabtu (3/8), Press TV melaporkan.

Dia membuat pernyataan sehari setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas tuduhan bahwa Moskow terlibat dalam keracunan mantan mata-mata Rusia dan putrinya di Inggris tahun lalu.

Mantan mata-mata Rusia berusia 66 tahun, Sergei Skripal, dan putrinya yang berusia 33 tahun, Yulia, ditemukan tak sadarkan diri di luar sebuah restoran di kota Salisbury, Inggris selatan Maret lalu. Keduanya koma setelah serangan itu dan setidaknya tiga lainnya sakit.

Sanksi baru itu melarang bank-bank AS memberikan pinjaman ke Rusia. Washington juga akan menentang perpanjangan pinjaman lembaga-lembaga internasional kepada Rusia.

“Berkenaan dengan utang publik dan utang perusahaan, kami yakin bahwa sistem keuangan yang kami buat memungkinkan kami memenuhi kebutuhan anggaran dan perusahaan dalam sumber daya yang dipinjam,” kata Siluanov.

Washington pertama kali menjatuhkan sanksi pada Rusia pada Agustus tahun lalu setelah Departemen Luar Negeri mengatakan, Moskow telah melanggar Undang-Undang Senjata dan Biologi Kimia (CBW) 1991 dalam kasus mantan mata-mata Skripal.

Para pejabat intelijen Inggris dan AS menuduh Moskow terlibat dalam upaya keracunan yang mematikan itu. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.