Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadi Sumarsono : Enam Bukti Persaudaraan Erat Indonesia dan Palestina

Nur Hadis - Senin, 2 Mei 2016 - 13:23 WIB

Senin, 2 Mei 2016 - 13:23 WIB

529 Views

Bandar Lampung, 24 Rajab 1437/1 Mei 2016 (MINA) – Pembina Aqsa Working Group (AWG), Hadi Sumarsono mengatakan bahwa ada enam bukti Indonesia memiliki ikatan persaudaraan dengan Palestina.

“Setidaknya ada enam fakta yang membuktikan ada tali persaudaraan yang erat antara Palestina dan Indonesia,” kata Hadi di hadapan puluhan peserta Tadrib Duta Al-Quds Ke-5 bertemakan “Mengenal Lebih Dekat Aqsa Working Group” di Bandar Lampung, Ahad (1/5).

AWG adalah lembaga yang dibentuk dalam rangka mewadahi dan mengelola upaya kaum Muslimin untuk pembebasan Masjid Al-Aqsha. Lembaga AWG dibentuk berdasarkan keputusan yang dihasilkan oleh Sidang Akhir Al-Aqsa International Conference di Jakarta, pada 20 Sya’ban 1429 H atau 21 Agustus 2008 M. Kantor lembaga AWG berpusat di Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

Menurutnya, bukti pertama yang menguatkan Indonesia memiliki hubungan dengan Palestina adalah dengan adanya Masjid Al-Aqsha di Kota Kudus Jawa Tengah.

Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres

“Di Kota Quds ternyata ada Masjid Al-Aqsha yang didirikan oleh Sunan Kudus. Sayangnya masjid ini justru dikenal dengan nama Masjid Menara Kudus,” ungkapnya.

Dia menegaskan bahwa terdapat prasasti yang membuktikan masjid ini didirikan oleh Sunan Kudus. “Dalam prasasti di masjid ini dituliskan ‘Telah dibangun Masjid Al-Aqsha di Al-Quds’ pada tahun 956H/1549M oleh Sunan Kudus,” ujarnya.

Dia juga mengatakan bahwa tidak ada masjid dan kota kembar lain di dunia ini selain di Palestina dan Indonesia. Inilah yang membuktikan adanya ikatan di dua negara tersebut.

“Sebuah kenyataan bahwa tidak ada masjid kembar di kota kembar kecuali Masjid Al-Aqsha di Al-Quds Indonesia dan Masjid Al-Aqsha di Al-Quds Palestina,” imbuhnya.

Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia

Bukti kedua, lanjut Hadi, umumnya umat Islam di Indonesia bermazhab Syafi’i. “Muslimin Indonesia mayoritas mengaku ber-mazhab Syafi’i. Tapi, tahukah kita siapa beliau ini?” ujarnya.

Lebih lanjut Hadi menjelaskan nama lengkap Imam Syafi’i adalah Abu ‘Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’I, ia masih tergolong kerabat Rasulullah, ia termasuk dalam Bani Muthalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Muhammad Sallalahu ‘Alaihi Wassalam.

Bukti ketiga, pada 27 rajab sebagai gabungan perayaan Isra Mi’raj dengan solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina merdeka.

“Pada tahun 1938 cabang-cabang Nahdhatul Ulama (NU) di Indonesia telah diintruksikan untuk menjadikan tanggal 27 rajab sebagai Pekan Rajabiyah, yang menggabungkan perayaan Isra Mi’raj dengan solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina merdeka, anggota NU dan Umat Islam juga diserukan untuk melakukan Qunut Nazilah pada setiap shalat Fardhu,” katanya.

Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad

Bukti selanjutnya, ia menjelaskan bahwa Bangsa Palestina dan Mesir adalah yang pertama kali menyuarakan kemerdekaan Indonesia.

“Pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ucapan selamat Mufti Besar Palestina, Amin Al-Husaini. Juga saudagar kaya, M. Ali Taher yang sedekahkan uangnya untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia,” ungkapnya.

Kemudian, Ia melanjutkan pada tahun 1965, Presiden Soekarno, melalui perantara Menteri Agama, KH. Saifuddin Zuhri, turut membantu pemugaran Masjidil Al-Aqsha.

“Indonesia menyumbang USD18.000 yang disampaikan kepada Menteri Urusan Wakaf Kerajaan Yordania,” katanya.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Selasa Siang Hingga Sore Ini

Bukti tali persaudaraan yang terakhir adalah, adanya Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, dengan luas 1 hektar ini dibangun oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yakni Medical Emergency Rescue Committee bersama relawan Pondok Pesantren Al-Fatah Indonesia sejak tahun 2010, yang berdiri di atas lahan wakaf Pemerintah Palestina dan didukung dana senilai 126 miliar rupiah, sumbangan dari berbagai lapisan masyarakat Indonesia.

Dalam penyampaian yang terakhir, Ia menegaskan bahwa bukti di atas menunjukan persaudaraan Indonesia dengan Palestina.

“Enam hal berikut cukuplah sebagai bukti bahwa ternyata Indonesia memiliki hubungan persaudaraan yang erat dengan Palestina,” tambahnya. (L/nia/ism/sfh/K08/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Rekomendasi untuk Anda