Jakarta, MINA – Hadir di acara Zikir dan Doa untuk Bangsa yang merupakan rangkaian acara menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia (RI) tahun 2018 di Halaman Istana Merdeka Jakarta, Rabu (1/8) malam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh masyarakat Indonesia mensyukuri rahmat yang diberikan Allah atas kemerdekaan selama 73 tahun.
Presiden juga mengingatkan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan majemuk serta memiliki banyak perbedaan seperti suku, bahasa daerah, adat, tradisi serta agama.
“Semua perbedaan tersebut adalah anugerah yang diberikan Allah kepada bangsa Indonesia yang patut disyukuri bersama-sama,” kata Presiden RI ke-7 tersebut.
Kesadaran sebagai bangsa yang besar, menurut Presiden, menjadi hal utama karena jika membandingkan dengan negara lain seperti Singapura maupun Afghanistan yang memiliki suku lebih sedikit maka Indonesia diberikan anugerah dengan keanekaragaman dan kemajemukan.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Turun Hujan Senin Sore Ini
“Apa yang harus kita tarik dari perbedaan-perbedaan itu, ini akan menjadi sebuah kekuatan, akan menjadi sebuah potensi apabila kita bersatu, karena aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, persaudaraan, selain kita dianugerahi oleh Allah sumber daya alam yang melimpah,” ujarnya.
Kepala Negara menegaskan kembali pentingnya menjaga ukhuwah islamiah dan ukhuwah wathoniyah sebagai kunci nilai persatuan, kerukunan, serta persaudaraan yang harus terus dijaga.
“Jangan sampai karena pilihan bupati, pilihan wali kota, pilihan gubernur, pilihan presiden kita menjadi tidak rukun, ini keliru, salah besar. Karena kita memang bermacam-macam, berbeda-beda,” kata Kepala Negara.
“Saya ingin mengingatkan, rahmat Allah yang diberikan kepada bangsa kita Indonesia kemerdekaan, yang diraih atas perjuangan yang sangat panjang. Para pejuang, pahlawan, ulama kita, para santri kita yang gugur di medan perang,” tambah Presiden.
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
Berprasangka baik, saling menghargai, berpikiran penuh pengertian, menurut Presiden, sebagai perwujudan rasa saudara sebangsa dan setanah air. Ia juga menambahkan bahwa proses atau pesta demokrasi yang berlangsung jangan sampai menyebabkan saling menjelekkan dan mencemooh di antara saudara sebangsa dan setanah air.
“Semoga dengan zikir dan doa yang kita lakukan pada malam ini, dan ini jadi tradisi setiap 1 Agustus setiap tahun akan terus dilakukan zikir dan doa untuk mengucapkan syukur atas rahmat yang diberikan Allah kepada kita bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan,” pungkas Presiden mengakhiri sambutan.
Turut hadir mendampingi Presiden adalah Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bersama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala Kantor Kepresidenan Moeldoko, Ketua MUI K.H. Maruf Amin. (R/R09/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam