Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadiri Konferensi di Israel Akademisi Mesir Menuai Kecaman

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 9 Januari 2018 - 17:47 WIB

Selasa, 9 Januari 2018 - 17:47 WIB

100 Views

Saad Eddin Ibrahim (Jpost)

Saad Eddin Ibrahim (Jpost)

Kairo, MINA  – Akademisi terkemuka Mesir, Saad Eddin Ibrahim (71), mendapat kecaman keras karena menghadiri sebuah konferensi internasional di Universitas Tel Aviv, Israel.

Ibrahim yang memberikan ceramah tentang hubungan Mesir-Israel, dikecam sebagai “pengkhianat” karena melegitimasi normalisasi hubungan antara kedua negara.

Sosiolog tersebut dikenal karena mendukung Mesir untuk memiliki hubungan konstruktif dan terbuka dengan Israel. Kantor Berita MINA melaporkan dari sumber Egytptian Streets, Senin (8/1/2018).

Dalam sebuah wawancara dengan TV Israel, Ibrahim mengatakan, dia telah mengunjungi Israel tiga kali dalam 20 tahun terakhir.

Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’

Sekitar 20 mahasiswa Arab yang menghadiri ceramah Ibrahim di Universitas Tel Aviv meneriakkannya sebagai “pengkhianat yang memalukan.”

“Anda menyerah pada nasionalisme Anda, Anda pengkhianat. Anda bekerja untuk normalisasi dan menjual orang-orang Mesir dan seluruh dunia Arab. Ini memalukan. Orang-orang Mesir meninggalkanmu dan meninggalkan orang-orang sepertimu,” lanjut mereka.

Ibrahim menjawab bahwa apa yang dilakukan para mahasiswa Arab itu “cerdas” karena mereka menentangnya saat menyampaikan ceramah di universitas, sementara mereka menerima pendidikan mereka di institusi yang sama.

Ibrahim diterima dengan hangat oleh peserta konferensi lainnya, menurut surat kabar al-Masry al-Youm.

Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera

Saad Eddin Ibrahim adalah pendiri Pusat Studi Pembangunan Ibn Khaldun dan Organisasi Arab untuk Hak Asasi Manusia.

Kunjungan tersebut, digambarkan di Mesir sebagai “provokatif,” dan menimbulkan kontroversi di Parlemen Mesir.

Beberapa anggota parlemen menilai kunjungan tersebut sebagai pengkhianatan dan menggambarkannya sebagai “bencana besar.”

Anggota parlemen Tadros Kaldas mengecam kunjungan Ibrahim ke Israel, yang secara historis menjadi musuh utama negara-negara Arab karena melanggar hak-hak rakyat Palestina, menurut surat kabar Youm7.

Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun

Nashwa al-Deeb, anggota parlemen lainnya,  mengatakan bahwa Ibrahim mempermalukan dirinya sendiri dengan kunjungan tersebut.

Dalam pernyataannya, dia mengatakan bahwa waktu kunjungan itu menjadi krusial karena terjadi setelah pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Sementara itu, Kedubes Israel di Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan, pihaknya mengucapkan kepad semua orang Mesir selamat datang untuk mengunjungi Israel, berdasarkan perjanjian damai antara kedua negara.

Kedubes lebih jauh menggambarkan ucapan yang dilakukan oleh parasiswa Arab di Israel sebagai “kemunafikan”.

Baca Juga: Yaman Bebaskan Awak Kapal Inggris setelah Gencatan Senjata di Gaza

“Mereka adalah warga Arab dan menerima pendidikan mereka di Universitas Israel. Mereka menikmati kebebasan berbicara dan tingkat pendidikan bergengsi yang sama,” ujar pernyataan. (T/RS2/)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Pemimpin Suriah Beri Ucapan Selamat kepada Trump

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Dunia Islam
Palestina
Palestina
Internasional