Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim

Redaksi Editor : Arif R - Sabtu, 14 Desember 2024 - 08:37 WIB

Sabtu, 14 Desember 2024 - 08:37 WIB

64 Views

Ilustrasi

Zalim bagi Allah adalah sesuatu yang mustahil. Sebagian lain berpendapat , maksudnya ialah seseorang tidak boleh meminta kepadaAllah untuk menghukum musuhnya atas namanya kecuali dalam hal yang benar. Hadits Arbain ke-24 menjelaskan tentang haramnya berbuat Zalim.

 

عَنْ أَبِى ذَرٍّ الغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَفِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ: يَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِى أَهْدِكُمْ يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِى أُطْعِمْكُمْ يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِى أَكْسُكُمْ يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِى أَغْفِرْ لَكُمْ يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّى فَتَضُرُّونِى وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِى فَتَنْفَعُونِى يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِى إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ يَا عِبَادِى إِنَّمَا هِىَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau meriwayatkan dari Allah ‘azza wa Jalla, sesungguhnya Allah telah berfirman:

Baca Juga: Menjaga Kesehatan Saat Menghadiri Tabligh Akbar: Ini 7 Kiatnya

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi. Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk, maka hendaklah kalian minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya.

Wahai hamba-Ku, kalian semua adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka hendaklah kalian minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Wahai hamba-Ku, kalian semua asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka hendaklah kalian minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberinya.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa pada waktu malam dan siang, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku mengampuni kalian.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan dapat membinasakan-Ku dan kalian tak akan dapat memberikan manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu bertakwa seperti orang yang paling bertakwa di antara kalian, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga.

Baca Juga: Silaturahim Membuka Pintu Keberkahan

Wahai hamba-Ku, jika orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin yang tinggal di bumi ini meminta kepada-Ku, lalu Aku memenuhi seluruh permintaan mereka, tidaklah hal itu mengurangi apa yang ada pada-Ku, kecuali sebagaimana sebatang jarum yang dimasukkan ke laut.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya inilah amal perbuatan kalian. Aku catat semuanya untuk kalian, kemudian Kami akan membalasnya.

Maka barang siapa yang mendapatkan kebaikan, hendaklah bersyukur kepada Allah dan barang siapa mendapatkan selain dari itu, maka janganlah sekali-kali ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 6737]

Dalam hadits ini, Allah Ta’ala berfirman, “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.”

Baca Juga: Ini Dia Para Pembicara Tabligh Akbar dari Luar Negeri

Syaikh Abdul Muhsin dalam Fath Al-Qawi, berkata, “Kezaliman adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Allah telah mengharamkan kezaliman atas dirinya dan menghalanginya dari dirinya. Padahal Allah itu memiliki qudrah (kemampuan), namun tidak ada kezaliman dari Allah selamanya. Hal ini disebabkan kesempurnaan keadilan Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعِبَادِ

“Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Mukmin: 31)

Baca Juga: Panitia Nyatakan Siap Gelar Tabligh Akbar, Layani Jamaah dengan Sepenuh Hati

وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ

“Dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menzalimi hamba-hambaNya.” (QS. Fushshilat: 46)

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا

“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikit pun.” (QS. Yunus: 44)

Baca Juga: Pentingnya Tabligh Akbar dalam Dakwah Islam

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ

“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah.” (QS. An Nisaa’: 40)

وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخَافُ ظُلْمًا وَلَا هَضْمًا

“Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya.” (QS. Thaha: 112).

Baca Juga: Melek Literasi dalam Jama’ah: Fondasi Kuat untuk Kemajuan Umat

Maksudnya adalah tidak perlu takut (gusar) dengan kebaikan yang berkurang ataupun kejelekan yang bertambah atau pula akan ditimpakan kejelekan dari orang lain.

Ayat-ayat di atas dijelaskan tentang dinafikannya (ditiadakannya) kezaliman dari Allah Ta’ala, maka ini mengandung adanya penetapan sifat keadilan yang sempurna dari Allah Ta’ala.

Pernyataan bahwa Allah tidak akan berbuat zalim menegaskan bahwa Allah tidak mungkin berlaku tidak adil kepada hamba-hamba-Nya. Maka, tidak sepatutnya seseorang berpikir bahwa Allah bertindak zalim demi kepentingan tertentu.

Kalimat “janganlah kamu saling menzalimi” bermakna larangan untuk membalas kezaliman dengan kezaliman. Sedangkan perintah “Wahai hamba-Ku, kamu semua sesat kecuali yang telah Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya” menunjukkan betapa manusia lemah dan membutuhkan bimbingan Allah dalam memenuhi kebutuhan mereka serta menghindari bahaya. Hal ini mengingatkan pada makna kalimat “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah” (QS. Al-Kahfi: 39).

Baca Juga: Inilah 10 Kebiasaan yang Dilarang dalam Islam tapi Dianggap Biasa

Allah mengingatkan bahwa nikmat yang diterima manusia berasal dari-Nya. Oleh karena itu, manusia harus bersyukur dan memuji Allah, terutama ketika nikmat tersebut bertambah. Kalimat “maka mintalah petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya” mendorong manusia untuk senantiasa memohon hidayah kepada Allah, karena tanpa hidayah-Nya, manusia mungkin merasa sombong seolah-olah nikmat tersebut hasil usahanya sendiri.

Kalimat “kamu semua lapar kecuali yang Aku beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku, pasti Aku memberinya” menunjukkan bahwa kebutuhan dasar manusia, seperti makanan, sepenuhnya berasal dari Allah. Kaya atau miskin, semua bergantung pada Allah untuk memperoleh rezeki. Oleh karena itu, tidak pantas bagi manusia mengandalkan selain Allah dalam hal ini. Pesan ini juga mengajarkan adab terhadap orang fakir, menegaskan bahwa makanan yang dinikmati semua orang pada dasarnya berasal dari Allah.

Kemudian, Allah berfirman bahwa manusia sering berbuat dosa siang dan malam. Pernyataan ini merupakan teguran, dan seorang mukmin seharusnya merasa malu untuk tidak menggunakan waktu siang dan malam untuk beribadah kepada Allah. Malam adalah waktu yang ideal untuk ibadah yang jauh dari sifat riya dan nifaq.

Allah juga berfirman, “Aku mengampuni semua dosa,” yang memberikan harapan kepada manusia agar tidak putus asa dari rahmat-Nya, betapapun banyaknya dosa yang telah dilakukan.

Baca Juga: Adab Bertamu dan Menerima Tamu Menurut Syariat Islam

Kalimat, “kalau semua manusia dan jin bertakwa seperti orang yang paling bertakwa, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun” menunjukkan bahwa ketaatan makhluk kepada Allah adalah untuk kebaikan mereka sendiri, bukan untuk menambah kekuasaan-Nya. Begitu pula, jika seluruh makhluk meminta sesuatu kepada Allah dan Dia mengabulkan, itu tidak mengurangi kekayaan-Nya sedikit pun, sebagaimana diibaratkan dengan jarum yang dicelupkan ke laut.

Allah juga menegaskan bahwa amal perbuatan manusia dicatat dan akan dibalas. Barang siapa mendapat kebaikan, hendaklah bersyukur kepada Allah, sedangkan yang mendapati keburukan harus menyalahkan dirinya sendiri, bukan orang lain. Ini adalah peringatan agar manusia selalu bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Bukti-bukti Kekalahan Zionis Israel dalam Perang di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kata Mereka