Moskow, MINA – Orang kuat Libya Khalifa Haftar berjanji untuk melawan pasukan Turki jika pembicaraan damai di Jenewa gagal.
Pernyataan komandan militer timur Libya yang didukung oleh Rusia itu diungkapkan dalam wawancara dengan kantor berita RIA Novosti, Jumat (21/2), demikian dikutip dari Nahar Net.
“Jika pembicaraan di Jenewa tidak mencapai perdamaian dan keamanan bagi negara kita, jika tentara bayaran tidak kembali ke tempat asal mereka, angkatan bersenjata akan memenuhi kewajiban konstitusional mereka … untuk bertahan melawan penjajah Turki Ottoman,” kata Haftar dalam komentar yang diterjemahkan.
Pembicaraan antara pihak-pihak yang bertikai di Jenewa berakhir awal bulan ini tanpa hasil.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Babak kedua dimulai Selasa (18/2), tetapi terhenti setelah tembakan roket menghantam sebuah pelabuhan di Tripoli. Pembicaraan kemudian dilanjutkan Kamis (20/2).
Negara kaya minyak itu telah terperosok dalam kekacauan sejak 2011 ketika pemberontakan yang didukung NATO menyebabkan pembunuhan Presiden Moamer Kadhafi. Haftar meluncurkan ofensif pada April 2019 untuk menguasai Tripoli.
Turki mendukung pemerintah Libya yang diakui PBB di Tripoli yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez Al-Sarraj.
Sarraj dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada November 2019 menandatangani kesepakatan tentang keamanan, kelautan dan kerja sama militer.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Haftar mengatakan bahwa persyaratannya untuk gencatan senjata adalah “penarikan tentara Suriah dan tentara bayaran Turki. Turki menghentikan pasokan senjata ke Tripoli dan likuidasi kelompok-kelompok teroris.” (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa