Ahmadie Thaha
Jakarta, 19 Syawal 1436/5 Agustus 2015 (MINA) – Ahmadie Thaha, Ketua DPP PUI (Persatuan Ummat Islam), anggota Komisi Infokom MUI, pembina Pondok Pesantren Manbaul Ulum Cirebon, Direktur Eksekutif TVMUI, mengatakan, di era sekarang, dunia informasi sudah seperti sebuah desa, bahkan sebuah rumah.
“Informasi beredar begitu cepat, begitu deras, dan mustahil membendungnya. Kita bisa mengakses informasi itu dengan mudah, segampang kita menggunakan gadget atau dawai”.
“Sangat sulit bagi media Islam, apalagi yang dikelola kurang profesional untuk membendung arus informasi darimana pun datangnya, dan terkait isu apa pun, termasuk isu-isu di dunia,” kata Hahmadi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jakarta, Rabu (5/8).
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Satu-satu cara untuk menghadapi isu-isu tersebut, adalah menyiapkan pembaca atau pemirsa dengan daya tangkal yang kuat, dengan benteng yang kokoh yaitu keimanan, tauhid yang tahan dari segala macam guncangan,” jelasnya.
Menurutnya media Islam mesti mulai terbiasa memberikan perspektif ketauhidan pada pemberitaan-pemberitan mereka, bukan sekedar pemaparan info semata yang nilainya nol bagi kepentingan pembaca.
Banyak informasi yang disajikan media Islam tentang isu-isu dunia hanya jadi kepanjangan mulut para pembuatnya di dunia lain. Dikiranya info itu sudah mencerminkan kebenaran.
Padahal, justru malah sebaliknya, karena itu, media Islam mesti bisa memperoleh info isu-isu dunia dari sumber aslinya, seperti isu soal Palestina dan Israel, atau Turki, mau tak mau media Islam harus bisa mengakses info-info dari sumber aslinya, yang tentu kebanyakan berbahasa Arab.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
“Awak media Islam mesti punya kemampuan bahasa asing yang kuat,” tegasnya . (L/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain