Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haji dan Transformasi Indonesia, Meraih Puncak Kebaikan

Widi Kusnadi Editor : Rana Setiawan - 30 detik yang lalu

30 detik yang lalu

0 Views

Motivator Dr Legisan Samtafsir (foto: MINA)

Jakarta, MINA – Motivator sekaligus entrepreneur, Dr. Legisan Samtafsir menyampaikan pandangan mendalam mengenai makna dan potensi ibadah haji dalam menciptakan perubahan pribadi maupun bangsa.

Menurut Dr. Legisan, haji yang ideal mencakup dua dimensi utama: maqbul (diterima ketika berhaji) dan mabrur (dimanifestasikan dalam perilaku setelah berhaji).

“Kinerja setelah haji menjadi bukti nyata dari kemabruran. Ini adalah bentuk pencapaian puncak kebaikan dalam kehidupan,” ujarnya dalam pembekalan kepada calon jamaah haji secara hybrid yang digelar KBIH Al-Fatah berpusat di Aula Muhiddin Hamidy, Kompleks Ponpes Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Senin (5/5).

Dalam pemaparan materi bertajuk “Haji dan Transformasi Indonesia: The Power of Mabrur”, Legisan mengemukakan bahwa haji seharusnya berfungsi sebagai agen pembangunan dan duta perubahan.

Baca Juga: Keutamaan Haji: Penyempurna Iman dan Pilar Kekuatan Umat

“Melalui pembentukan kepribadian, ibadah haji dapat menggerakkan jamaah untuk menjadi agen transformasi di lingkungan mereka,” jelasnya.

Dalam sesi yang interaktif, Legisan mengajak peserta untuk merenungkan makna kain ihram dalam kehidupan sehari-hari.

Ihram, lanjut dia, yang melambangkan kesederhanaan dan kesetaraan, juga mengajarkan pentingnya keyakinan untuk berbuat baik dan ketakutan terhadap perbuatan maksiat.

“Setiap tahapan haji, mulai dari tarwiyah hingga sai, mengandung pelajaran penting,” paparnya.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Senin Ini Berawan, Sebagian Berpotensi Hujan Ringan

Legisan menjelaskan, tarwiyah melatih kemampuan analisis, wukuf menandai momentum taubat, dan sai menggambarkan semangat bersegera dalam kebaikan.

Dalam konteks Indonesia, Legisan menyoroti potensi besar jamaah haji sebagai motor penggerak perubahan.

“Indonesia mabrur adalah hasil akumulasi kebaikan yang dilakukan oleh jamaah haji kita. Jika semua ini digerakkan dengan visi yang jelas, haji bisa menjadi solusi bagi tantangan sosial dan ekonomi bangsa,” tegasnya.

Ia juga menyinggung fenomena konsumsi besar-besaran selama haji yang melebihi bisnis reguler.

Baca Juga: Guru Besar UNY Paparkan Pentingnya Pahami Sejarah untuk Bebaskan Palestina

“Pertanyaannya, bisakah potensi ini dimanfaatkan untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas?” tambahnya.

Dr. Legisan mengajak jamaah untuk merefleksikan jenis haji yang mereka jalani. Apakah haji itu sebatas selfie atau rekreasi? “Haji yang sejati adalah haji yang mengubah kekuatan keimanan menjadi kekuatan perubahan,” katanya.

Haji bukan sekadar perjalanan spiritual pribadi, tetapi juga upaya kolektif untuk membangun masyarakat yang lebih baik.

“Mari kita jadikan haji sebagai momentum untuk membentuk Indonesia mabrur, sebuah bangsa yang ditandai dengan akumulasi kebaikan dari setiap individunya,” pungkasnya. []

Baca Juga: Jamaah Haji Indonesia Diminta Simpan Alamat Hotel dan Manfaatkan Waktu di Masjid Nabawi

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Presiden Resmikan Terminal Baru Khusus Haji dan Umroh di Bandara Soekarno-Hatta

Rekomendasi untuk Anda