PERJALANAN haji adalah salah satu ibadah terbesar dalam Islam. Setiap tahunnya, jutaan umat Muslim dari berbagai belahan dunia berbondong-bondong menuju Tanah Suci. Di tengah arus manusia yang begitu besar dan kompleksnya pelaksanaan, teknologi hadir sebagai penolong utama. Era digital telah membawa angin segar dalam pengelolaan ibadah haji, termasuk bagi jamaah Indonesia yang selalu menempati kuota terbesar di dunia.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama terus berinovasi dengan berbagai teknologi digital guna meningkatkan kualitas layanan bagi jamaah. Mulai dari tahap pendaftaran hingga pelaksanaan haji, kini telah banyak yang berbasis digital. Hal ini memudahkan proses administrasi sekaligus memastikan kenyamanan dan keamanan jamaah di tanah suci.
Salah satu terobosan utama adalah peluncuran haji/">aplikasi Haji Pintar, yang kini menjadi andalan para calon jamaah. Aplikasi ini memberikan informasi lengkap seputar haji, termasuk jadwal keberangkatan, lokasi pemondokan, info bus antar-jemput, dan fitur pelaporan jika jamaah tersesat. Dengan Haji Pintar, semua informasi penting cukup diakses dari genggaman.
Selain Haji Pintar, pemerintah juga mengembangkan sistem Siskohat (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu). Sistem ini mengintegrasikan data jamaah dari tingkat kabupaten/kota hingga ke pusat, bahkan terhubung langsung dengan sistem milik Pemerintah Arab Saudi. Siskohat memudahkan proses visa, paspor, dan manajemen dokumen lainnya secara digital dan efisien.
Baca Juga: Memperingati 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika: Dukungan Palestina Untuk Kemerdekaan Indonesia
Dalam aspek kesehatan, Kementerian Kesehatan RI tak ketinggalan menyulap teknologi menjadi alat bantu vital. Diperkenalkanlah Hajj Health Information System (HHIS), sistem informasi digital yang mencatat data kesehatan jamaah sejak pemeriksaan awal di tanah air. Selama di tanah suci, tenaga medis juga menggunakan HHIS untuk monitoring kondisi jamaah secara real-time.
Era digital juga memudahkan proses edukasi manasik haji. Dulu, manasik hanya bisa dilakukan secara langsung. Kini, berbagai platform online seperti YouTube, Zoom, dan aplikasi mobile menyediakan manasik virtual yang bisa diikuti dari rumah. Bahkan ada simulasi VR (virtual reality) haji, yang memungkinkan jamaah merasakan suasana haji secara imersif.
Untuk keamanan dan kenyamanan selama di tanah suci, pemerintah membekali jamaah dengan smart card berisi data identitas, data kesehatan, bahkan peta lokasi. Kartu ini bisa dipindai untuk pelacakan jika jamaah tersesat, sekaligus memudahkan akses ke layanan kesehatan dan pemondokan.
Teknologi juga memainkan peran penting dalam sistem transportasi jamaah. Aplikasi pelacak bus dan jadwal keberangkatan yang disediakan pemerintah mempermudah pergerakan jamaah dari satu lokasi ke lokasi lainnya, misalnya dari Makkah ke Arafah, lalu ke Mina. Semua terjadwal dan terpantau dengan baik melalui sistem digital.
Baca Juga: Refleksi Hari Buku Sedunia, Masihkah Kita Membaca Buku di Era Distraksi?
Tak hanya itu, sistem keuangan haji juga semakin transparan dan aman. Setoran awal haji dan pelunasan bisa dilakukan melalui sistem perbankan digital yang terintegrasi dengan Siskohat. Jamaah juga dapat memonitor status pembayaran dan pengelolaan keuangan mereka secara online tanpa harus repot datang ke kantor.
Salah satu fitur menarik dari haji/">aplikasi Haji Pintar adalah peta digital interaktif. Fitur ini memungkinkan jamaah melihat rute perjalanan mereka, posisi hotel, tenda, dan tempat ibadah. GPS dalam aplikasi ini sangat membantu, apalagi bagi jamaah lanjut usia yang mudah bingung di tengah lautan manusia.
Komunikasi antarjamaah dan petugas pun semakin mudah dengan adanya grup WhatsApp resmi kloter dan grup Telegram yang dibuat oleh panitia haji. Informasi penting seperti jadwal makan, perubahan jadwal, atau keadaan darurat bisa segera dikabarkan secara cepat dan masif.
Menariknya, teknologi juga membuka ruang bagi keluarga di tanah air untuk memantau kondisi jamaah secara daring. Beberapa aplikasi memungkinkan anggota keluarga untuk melihat update posisi dan kondisi jamaah secara berkala, memberikan ketenangan tersendiri bagi yang menunggu di rumah.
Baca Juga: Derita Kaum Yahudi dalam Sejarah
Dalam aspek pelaporan, jamaah kini tak perlu repot mencari petugas untuk melapor kehilangan atau keluhan. Semua bisa diakses lewat fitur laporan di aplikasi. Bahkan ada chatbot yang bisa menjawab pertanyaan umum jamaah secara otomatis 24 jam!
Tentu saja, semua teknologi ini tak menggantikan esensi ibadah itu sendiri. Justru, teknologi hadir untuk memudahkan dan meningkatkan kekhusyukan jamaah dalam beribadah. Dengan terbantu secara logistik dan informasi, jamaah bisa lebih fokus pada ibadah dan menjaga kesehatan selama berada di tanah suci.
Haji di era digital bukan sekadar mimpi, tapi kenyataan yang terus disempurnakan. Pemerintah Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam menjadikan haji lebih modern, aman, nyaman, dan efisien. Semoga di masa depan, dengan bantuan teknologi yang semakin canggih, ibadah haji menjadi pengalaman spiritual yang semakin bermakna dan membekas dalam hati setiap muslim.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menjadi Tamu Allah, Mengenal Rukun dan Syarat Haji Secara Lengkap