Kairo, 18 Rabi’ul Awwal 1435/20 Januari 2014 (MINA) – Seorang hakim senior Mesir menyatakan lebih dari 7.000 warga sipil tewas di negara itu sejak kudeta militer terhadap Presiden Muhamad Mursi Juli 2013.
Hakim Muhamad Gharib mengatakan sebagian besar dari mereka tewas dibunuh oleh aparat keamanan dan ia mengajukan tuntutan kepada pengadilan terhadap aparat militer dan polisi yang terlibat dalam berbagai aksi pembunuhan terhadap demonstran, lapor Media pemantau Timur Tengah MEMO yang dikutip MINA (Mi’raj Islamic News Agency), Senin (20/1).
Gharib yang merupakan anggota tim pembela hukum Mursi mengkritik keras peradilan Mesir dan menuduh mereka sudah berlaku tidak adil terhadap kelompok warga yang menentang kudeta.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Mendukung pernyataan tersebut, Gharib menerangkan pihak pengadilan Mesir terlihat begitu cepat mengeluarkan surat penangkapan terhadap warga yang membawa simbol empat jari anti kudeta (simbol Rab’ah), namun tidak pernah memulai persidangan terhadap orang-orang yang terlibat aksi penyerangan terhadap ribuan demonstran yang tewas.
Menurut Gharib yang lebih ironis lagi adalah keputusan pemerintah terbaru yang menuduh Mursi, dan puluhan anggota Ikhwanul Muslimin serta para wartawan yang ditahan melakukan tindakan yang dianggap “menghina peradilan”. Hakim ini melanjutkan dengan mengatakan tuduhan tersebut bernuansa politik untuk ‘menyingkirkan Mursi dan mengatakan pengadilan telah menjadi “boneka militer” yang melakukan kudeta.(T/P03/EO2/Mi’raj News)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama