Jakarta, MINA – Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi (Kemenristek/BRIN) terus berupaya melakukan kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap), untuk memperbaiki dan menghasilkan produk inovasi dalam merespon pandemi COVID-19 dan sebagai upaya kemandirian bangsa dalam bidang alat kesehatan dan bahan baku obat.
Dalam rangkaian puncak peringatan HAKTEKNAS ke-25 Tahun 2020 yang digelar di Auditorium Gedung BJ Habibie Jakarta dan ditayangkan secara virtual, Senin (10/8), Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan perkembangan produk riset dan inovasi untuk percepatan penanganan COVID-19.
“Melalui Peringatan HAKTEKNAS ke-25 berfokus pada inovasi sebagai solusi, apapun inovasi yang dilakukan harus memberikan manfaat langsung pada masyarakat dan negara,” ujar Bambang saat memberikan sambutan dalam puncak HAKTEKNAS 2020.
HAKTEKNAS ke-25 mengusung tema “Inovasi sebagai Solusi” dengan sub tema keunggulan riset dan inovasi untuk meningkatkan “Kemandirian Bangsa Indonesia.”
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Inovasi teknologi anak bangsa yang berkaitan dengan penanggulangan pandemi Covid-19 antara lain:
a. Ventilator
Lima ventilator yang telah mendapatkan izin edar, hasil inovasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad) dan YPM Salman; Universitas Indonesia (UI); Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI); Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); dan PT Dharma, telah diproduksi lebih dari 1.000 ventilator, sebagian besar merupakan bantuan untuk masyarakat dan telah disalurkan ke rumah sakit di seluruh Indonesia.
Selanjutnya Tim Jogja, dipimpin UGM, menghasilkan tipe ventilator ICU yang telah lulus uji Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan Kemenkes.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
b. Rapid Diagnostic Test (RDT)
Inovasi Rapid Diagnostic Test (RDT) untuk deteksi IgG/IgM terhadap SARS-CoV-2, kerja sama BPPT, UGM, dan Unair. Hasil inovasi ini diproduksi oleh perusahaan dalam negeri dengan kapasitas pada Agustus sebanyak 350 ribu/bulan, dan ke depannya ditingkatkan menjadi 1 – 20 juta/bulan.
Segera, juga akan diluncurkan rapid test IgG dan IgM secara terpisah.
c. PCR Test Kit
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Perlengkapan PCR test kit yang dikembangkan telah diproduksi Bio Farma sebanyak 1,4 juta kit/bulan, dan pada September akan
menjadi 2 juta kit/bulan.
d. Alat Deteksi Dini COVID-19
i. Reverse-Transcriptase Loop-Mediated Isothermal Amplification (RTLAMP) Turbidity
Saat ini sedang disiapkan test yang diharapkan dapat setara dengan PCR, yaitu ReverseTranscriptase Loop-Mediated Isothermal Amplification (RTLAMP) Turbidity, inovasi LIPI.
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Metode RT-Lamp memiliki kelebihan yaitu lebih memungkinkan dilakukan di Faskes dengan fasilitas yang lebih sederhana dengan
hasil kuantitatif dan kualitatif. Metoda ini dapat direalisasikan dengan lebih cepat dan luas. Diharapkan akhir Agustus tes ini dapat digunakan.
ii. Microchip Surface Plasmon Resonance (SPR)
inovasi deteksi dini COVID-19 berbasis Microchip Surface Plasmon Resonance (SPR) kerja sama BPPT, ITB dan UNPAD, yakni
teknik deteksi yang memiliki reprodusibilitas tinggi, real time, dan relatif murah.
Reagen utamanya dapat kita produksi sendiri dan hanya butuh satu jenis reagen utama, sehingga lebih efisien. Selain itu, pemrosesan deteksi virus langsung dan kecepatan deteksi yang lebih cepat, 30 menit sampai maksimal 2 jam. Saat ini sudah ada mitra swasta yang siap bekerjasama.
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis
e. Mobile Lab BSL-2
Mobile Lab BSL-2 karya BPPT telah dipesan sejumlah 12 buah oleh berbagai pihak. Kini tim BPPT sedang membuat versi mobil berbasis bus yang lebih user-friendly dan murah.
Mobile Lab BSL-2 telah memenuhi Standar WHO (BSL 2+), memenuhi standar laboratorium pengujian dengan sertifikasi Kemenkes tentang laboratorium klinik, mudah dipindah tempatkan, dan dilengkapi Aplikasi Pantau COVID-19.
f. Sel Punca (Stem Cell)
Baca Juga: Universitas Lampung Sepakati MoU dengan Chosun University of Korea
Tim Sel Punca RSCM-FKUI-Kimia Farma telah melaksanakan uji klinis fase-3. Produk sel punca telah diujicobakan sebagai terapi adjuvant pada pasien COVID-19 derajat kritis untuk mengatasi badai sitokin, melalui kemampuan imunomodulasi pada sel punca.
Produk ini diharapkan dapat memperoleh izin edar dari BPOM tahun ini.
g. Vaksin Merah-Putih
Sebagai upaya Kemandirian Kesehatan dan Bahan Baku Obat Nasional, pengembangan Vaksin Merah-Putih terhadap semua strain virus COVID-19 terus dilakukan. Saat ini, upaya produksi protein rekombinan untuk membuat vaksin telah diselesaikan.
Baca Juga: Tingkatkan Literasi Anak, Kemendikbudristek Sediakan Konten Edukatif di Platform Digital
Tim Vaksin Merah-Putih juga akan mencoba platform lainnya. Tidak terbatas pada Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, para peneliti vaksin terbaik dari berbagai perguruan tinggi, lembaga pemerintah non-kementerian (LPNK), Kementerian/Lembaga, dan badan usaha akan turut melaksanakan tugas mulia ini.
h. Imunomodulator
Produk Imunomodulator berbahan herbal yang merupakan kombinasi dari jahe merah, sambiloto, meniran, sembung, dan jamur cordyceps.
Hasil penelitian membuktikan bahwa senyawa aktif dari berbagai herbal asli Indonesia yang telah digunakan sejak zaman dahulu oleh masyarakat kita, dapat memulihkan respon imun, menekan peradangan, dan melawan infeksi virus.
Baca Juga: Sembilan Santri MA Al-Fatah Lampung Ikuti KSM Tingkat Kabupaten
LIPI bersama mitra dan asosiasi terapi tradisional Indonesia melakukan riset dari proses skrining, uji in silico, penentuan kandidat, dan uji klinis. Saat ini uji klinis beberapa herbal masih berlangsung di RS Darurat Wisma Atlet.(L/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sastra Masuk Kurikulum, NU Circle Minta Nadiem Setop Buku Bacaan Bernarasi Vulgar