Seseorang – sebut saja Steven – telah menghabiskan waktunya selama 17 tahun di lingkungan Islam dan dia mengaku masa itu merupakan saat-saat terbaik dalam hidupnya. Dalam sebuah postingan yang disertai dengan beberapa gambar video, dia ingin membagi saat-saat terbaik tersebut kepada khalayak melalui kehidupan nyata yang telah dia lalui.
Sepanjang waktu beberapa media (terutama Barat-red) menggambarkan Muslim sebagai: teroris, penuh kebencian, berbahaya – tetapi ternyata semua itu tak pernah menjadi bagian dari kaum Muslim. Dalam gambar videonya dia merekam seorang pria berbaju hitam sedang bermain dengan anak-anak.
Dalam gambar itu terlihat lelaki tersebut memegang tangan seorang anak, memutar-mutar tubuh si bocah dengan riang, kemudian mereka tertawa bersama. Pemandangan itu sungguh indah – ketimbang anggapan bahwa di sana banyak terjadi pelanggaran terhadap anak-anak.
Bagi kaum Muslim, Ramadan adalah bulan terbaik. “Saya tidak tahu kenapa selama Ramadan, saya merasa matahari terbenam lebih indah dan sangat damai, ada sedikit kegembiraan saat mengendara menuju rumah dan kehangatan mengetahui keluarga telah menanti anda. Pasti anda juga merasakannya.”
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Impian terbesar seorang Muslim adalah bisa mengunjungi Masjidil Haram dan melihat Ka’bah. Bila anda melihat seorang Muslim yang sedang shalat, dia tidak memilih arah secara serampangan, dia menghadap Ka’bah yang disebut kiblat.
Ka’bah terletak di Masjidil Haram, di Mekkah, kota paling suci di wilayah Islam. Namun, tidak selalu mudah bagi seorang Muslim untuk berkunjung ke sana. Apakah anda Muslin – atau bukan Muslim – yang ingin tahu bagaimana rasanya berjalan diantara kerumunan orang banyak di Masjidil Haram, untuk melakukan tawaf, mendengarkan jamaah memuji nama Allah dan melihat Ka’bah sedekat yang selalu anda inginkan.
Pengalaman berhaji merupakan perjalanan paling spiritual bagi seorang Muslim. Ibadah haji dimulai saat anda berjalan menuju masjid, melihat para jamaah minum air zamzam di seputar masjid. Kemudian anda akan memasuki masjid dan berdiri diantara kerumunan orang yang sedang tawaf, melihat Ka’bah dari tempat yang sangat dekat, kemudian kembali ke Safa dan Marwah, lalu ke Mina.
Salah satu saat paling damai sebagai seorang Muslim adalah ketika duduk di masjid, menunggu waktu shalat berjamaah dan mendengarkan azan, panggilan Islam untuk sembahyang.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Salah satu hal terpenting bagi seorang Muslim adalah bersikap baik dan menolong sesamanya. Saya menyadari dua hal yang saya sukai tentang Islam: Pertama, mereka tidak memulai percakapan dengan kata “hi”, tetapi “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”, yang berarti “semoga damai bersamamu”.
Kedua, mereka tak mengakhiri obrolan dengan “terima kasih”, tetapi “Jazakallahu Khair”, yang berarti “semoga Allah memberi anda berkah”. Bagi seorang Muslim, sepertinya ada aturan-aturan untuk setiap hal-hal kecil dalam hidup, dan saya bisa memahaminya. Artinya, saya bahkan menaati sebuah aturan saat menulis posting ini.
Bisa mengunjungi Masjid Nabawi adalah impian kedua terbesar bagi setiap Muslim, tetapi itu tidak selalu mungkin bagi semua orang. Di masjid ini jamaah akan mengunjungi beberapa tempat seperti Radhatul Jannah (Taman Firdaus), Mehrab, Mimbar dan lainnya.
Sisi lain dari Islam adalah kaum Muslim tak pernah ingin melihat: Korban sebuah perang yang tak berkesudahan. Melukai hati menyaksikan reruntuhan rumah dan gedung-gedung, jalan yang lengang dan mendengar sebuah suara, “ini rumahku dulu.”
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Namun, saya merasakan kedamaian ketika saya mendengar kumandang azan. Allahu Akbar. Allahu Akbar.Tuhan Maha Besar. Tuhan Maha Besar. Saya yakin ada harapan, dan itu bukan hal yang mustahil. Kami memohon kepadamu ya Allah….(RS1/P1)
Sumber: https://www.be-there.in
Miraj Islamic News Agency/MINA
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh