Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS: HAM DI CRIMEA MEMBURUK PASCA ANEKSASI RUSIA

Rudi Hendrik - Selasa, 17 Maret 2015 - 17:12 WIB

Selasa, 17 Maret 2015 - 17:12 WIB

771 Views

Peta Semenanjung Crimea.

CRIMEA-MAP-300x169.jpg" alt="Peta Semenanjung Crimea." width="300" height="169" /> Peta Semenanjung Crimea.

Washington, 26 Jumadil Awwal 1436/17 Maret 2015 (MINA) –  Amerika Serikat (AS) mengecam kondisi hak asasi manusia yang memburuk di Crimea pasca aneksasi oleh Rusia setahun lalu dan meminta Presiden Vladimir Putin untuk mengakhiri pendudukan negaranya di wilayah itu.

“Sejak ahun lalu, situasi hak asasi manusia di Crimea memburuk secara dramatis dengan penindasan yang dibuat untuk masyarakat dan agama minoritas, khususnya Tatar Crimea,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki dalam sebuah pernyataan, Senin (17/3).

“Penduduk setempat telah ditahan, diinterogasi, dan menghilang. LSM dan media independen diusir dari semenanjung itu. Kebrutalan ini tidak bisa diterima dan kami meminta Rusia untuk menghentikan pelanggaran lebih lanjut,” tambahnya, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.

Komentar Psaki dibuat dalam peringatan satu tahun aneksasi Rusia terhadap Semenanjung Crimea.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Rusia mencaplok semenanjung itu Maret tahun lalu, setelah referendum yang diboikot oleh warga Tatar Crimea yang memiliki sejarah kelam dengan pemerintahan Uni Soviet yang telah pecah dan kini antara lain menjadi Rusia.

Dalam referendum tahun lalu itu, mayoritas warga di Crimea yang merupakan bangsa Rusia, memilih untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia.

Psaki mengatakan, pemungutan suara itu adalah “palsu” dan jelas melanggar hukum dan konstitusi Ukraina.

Menanggapi aneksasi itu, AS dan Uni Eropa telah menerapkan serangkaian sanksi terhadap Rusia dan sekutu-sekutunya.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Psaki menegaskan, sanksi itu akan tetap berlaku sampai Rusia melepaskan kontrolnya di wilayah Crimea. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Eropa
Internasional
Internasional
Asia