Gaza, MINA – Hamam Al-Samra atau Pemandian al-Samra, adalah salah satu situs arsitektur peninggalan Turki Utsmaniyyah (Ottoman) yang tersisa di Jalur Gaza.
Tempat ini sudah ada selama ratusan tahun, dan hingga kini masih beroperasi.
The Palestine Chronicle bergabung dengan pengrajin dan pekerja setempat, saat mereka menghabiskan hari-hari memperbaiki tempat itu, dengan harapan membuka kembali pemandian umum itu dalam waktu dekat.
Etimologi nama ini tidak sepenuhnya pasti. Beberapa sejarawan menyebutkan, ‘Samra’ mengacu pada orang Samaria, komunitas Gaza kuno yang tinggal di wilayah itu hingga akhir abad ke-16.
Baca Juga: Keledai Jadi Penyelamat Warga Gaza di Tengah Perang
Nama Samra, ada yang menyebutkan juga mengacu pada sesuatu yang gelap atau coklat. Jadi, namanya juga bisa berarti pemandian coklat. Ini mengacu pada warna coklat di dinding-dinding yag terbuat dari batu-batu bertumpuk.
Pemandian ini terdiri dari beberapa ruangan yang masing-masing memiliki suhu yang berbeda. Ada yang panas, hangat, dan dingin.
Tempat khas ini dikelola oleh Haji Salim Abdullah al-Wazeer. Pemilik pemandian menawarkan narasi sejarah tentang kapan Hamam al-Samra pertama kali didirikan.
“Pemandian ini setidaknya berusia seribu tahun,” kata al-Wazeer.
Baca Juga: AS Tolak Rencana Israel untuk Caplok Tepi Barat yang Diduduki
Meskipun tanggal pastinya tidak dapat diverifikasi, al-Wazeer mengatakan bahwa ada ukiran dinding di pintu masuk pemandian, yang menandai sebagian besar situs tersebut pada awal era Mamlouk, khususnya tahun 685 dalam Kalender Islam. Ini berarti lebih dari 750 tahun yang lalu.
Pemandian dibagi menjadi beberapa bagian, dimulai dengan perapian bawah tanah, yang tidak terlihat.
“Perapian masih berbahan bakar kayu, karena ini adalah bahan bakar paling aman yang tersedia di Gaza. Asapnya disalurkan melalui cerobong setinggi 15 meter,” ujarnya.
“Bagian kedua adalah rest area. Di situlah pengunjung dapat duduk di dekat kolam, ditutupi oleh kubah dari kotak-kotak, yang memungkinkan masuknya matahari, dan melindungi dari hujan dari atas.
Baca Juga: Sedikitnya 10.000 Tenda Pengungsi Gaza Rusak Akibat Badai Musim Dingin
Bagian lain adalah di mana uapnya mencapai 55 derajat Celcius, lanjutnya.
Manfaat untuk Kesehatan
“Pelanggan kami dari berbagai usia dan kelas. Si kaya dan si miskin, tua dan muda, semua berinteraksi di sini. Ada juga pegunjung rutin yang menderita masalah medis dan masalah persendian,” imbuhnya.
Al-Wazeer menjelaskan tentang manfaat kesehatan dari pemandian bersejarahnya, “Inilah manfaat mandi di sini,” katanya.
Baca Juga: WHO: Serangan terhadap RS Kamal Adwan di Gaza Harus Segera Dihentikan
Menurutnya, mandi di tempat tersebut, terutama bagian air hangat dan panas, dapat membuka pori-pori, meregangkan sendi dan melemaskan tubuh. Termasuk dapat mengurangi ketegangan, memperlancar sirkulasi darah dan karenanya memperkuat kemampuan kognitif otak.
“Mandi di sini juga dapat membantu bagi mereka yang memiliki masalah punggung dan masalah tulang belakang. Ini membantu pasien rematik, mengaktifkan bagian tubuh yang jarang digerakkan serta dapat mengendalikan racun dan memperkuat sistem kekebalan tubuh,” imbuhnya.
Al-Wazeer mengatakan, pemandian tersebut telah beberapa kali mengalami renovasi.
“Setidaknya empat kali. Mulai pertama kali lebih dari 750 tahun lalu. Kemudian, diperbaiki tahun 1970-an, dan saya mengambil bagian dalam pembangunan kembali pemandian itu. Itu juga dipulihkan pada tahun 2001 melalui hibah Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), yang dikelola oleh Universitas Islam Gaza,” lanjutnya.
Baca Juga: Kaki Tentara Israel Ini Diamputasi Usai Disergap Hamas
Menurut nya, perbaikan saat ini mengikuti metode terbaru yang digunakan dalam memperbaiki situs kuno.
Dia mengungkapkan, pemandian eksotik Hamam al-Samra akan muncul kembali seindah ketika pertama kali dibangun seribu tahun lalu. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang