Gaza, MINA – Hamas mengatakan Operasi Banjir Al-Aqsa adalah tindakan defensif dalam rangka menyingkirkan pendudukan Israel, mengklaim kembali hak-hak Palestina dan menuju pembebasan dan kemerdekaan seperti yang dilakukan semua orang di seluruh dunia. Demikian dikutip dari Memo, Senin, (22/1).
Hamas mengatakan, Banjir Al-Aqsa merupakan langkah penting dan respons normal untuk menghadapi semua konspirasi Israel terhadap rakyat Palestina dan perjuangan mereka dan juga langkah yang diperlukan untuk menghadapi rencana pendudukan Israel yang bertujuan untuk membubarkan perjuangan Palestina.
Dalam laporan setebal 18 halaman mengenai serangan tersebut, yang dirilis dalam bahasa Arab dan Inggris, gerakan tersebut mengatakan perjuangan rakyat Palestina melawan pendudukan dan kolonialisme Israel tidak dimulai pada 7 Oktober 2023, namun sejak 30 tahun kolonialisme Inggris dan 75 tahun pendudukan Zionis.
Pada 7 Oktober, Hamas bersama faksi-faksi pejuang Gaza Palestina melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap lokasi tentara pendudukan Israel, kota-kota dan desa-desa di dekat Jalur Gaza, menangkap sekitar 240 tawanan perang.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Dalam dokumennya, Hamas membantah laporan Israel yang mengklaim bahwa mereka telah menargetkan warga sipil selama serangan tersebut, dan menekankan bahwa menghindari bahaya terhadap warga sipil, terutama anak-anak, wanita dan orang lanjut usia adalah komitmen agama dan moral dari semua pejuang Brigade Al-Qassam.
Kami menegaskan kembali bahwa perlawanan Palestina sepenuhnya disiplin dan berkomitmen terhadap nilai-nilai Islam selama operasi tersebut. Perlawanan tidak memiliki senjata yang tepat” dan oleh karena itu beberapa warga sipil mungkin terluka “secara tidak sengaja dan dalam situasi konfrontasi dengan pasukan pendudukan Israel.”
Klaim pendudukan Israel bahwa pejuang perlawanan dengan sengaja menargetkan “warga sipil Israel hanyalah kebohongan dan rekayasa,” lanjutnya.
Sebagaimana dibuktikan oleh banyak orang, Gerakan Hamas memperlakukan semua warga sipil yang ditahan di Gaza dengan cara yang positif dan baik.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Hamas menyerukan penghentian segera agresi Israel di Gaza, kejahatan dan pembersihan etnis yang dilakukan terhadap seluruh penduduk Gaza. “Pendudukan Israel menggunakan dalih “bela diri” untuk membenarkan penindasannya terhadap rakyat Palestina. Ini adalah proses kebohongan, penipuan dan memutarbalikkan fakta. Pendudukan Israel tidak mempunyai hak untuk membela kejahatan dan pendudukannya, namun rakyat Palestina yang mempunyai hak untuk mewajibkan penjajah untuk mengakhiri pendudukan,” tegas bunyi pernyataan.
Hamas juga menekankan penolakan rencana internasional dan Israel untuk menentukan “masa depan Gaza”, yang menurut mereka, hanya akan memperpanjang pendudukan.
“Kami mendesak untuk menentang upaya pendudukan Israel yang menyebabkan gelombang pengusiran lagi atau Nakba baru.”
Sejak 7 Oktober, Israel telah mengakibatkan lebih dari 25.000 warga Palestina di Gaza syahid dan melukai lebih dari 60.000 orang. Kekerasan pemukim di Tepi Barat yang diduduki juga meningkat, dengan 358 warga Palestina syahid sejak agresi di Gaza dimulai, termasuk 91 anak-anak. (T/B03/P1)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Mi’raj News Agency (MINA)