HAMAS BANTAH BERUNDING DENGAN PIHAK ISRAEL

Logo Gerakan Peralawanan Palestina Hamas. (Sumber: arsip)
Logo Gerakan Peralawanan . (Sumber: arsip)

, 3 Ramadhan 1436/20 Juni 2015 (MINA) – Gerakan perlawanan Palestina berbasis di Gaza, Hamas, membantah laporan tentang pihaknya melakukan perundingan gencatan senjata baru dengan pendudukan .

Anggota senior Hamas Mousa Abu Marzouk menyatakan belum menerima secara serius usulan gencatan senjata dengan pendudukan Israel, Kantor Berita Palestina Safa melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu (20/6).

Dia menegaskan, gerakannya tidak menutup pintu dialog dengan pihak yang ingin memediasi.

Dalam akun Facebook-nya, Abu Marzouk menyatakan, “Mengenai pernyataan Israel yang berulang tentang gencatan senjata di Gaza, semua yang terjadi adalah semacam diskusi dengan duta besar dan utusan politik dikirim oleh Israel. Semuanya hanya disampaikan secara lisan.”

Tentang pernyataan agresif Otoritas Palestina yang menuduh Hamas mengabaikan kesepakatan nasional Palestina dan bertemu dengan orang-orang Israel, Abu-Marzouk mengatakan, “tidak perlu mengumbar amarah dan pernyataan Otoritas Palestina bahwa pihak Hamas melakukan pertemuan dengan pihak Israel tidak berdasar. ”

Dia menambahkan, tujuan Hamas sangat jelas dan tidak dapat menyeberangi prinsip rakyat Palestina. Dia mencatat, Hamas tidak akan bertindak sendiri dan jauh dari konsensus Palestina.

Pemimpin senior Hamas itu mengatakan, rakyat Palestina memiliki hak untuk mengakhiri delapan tahun pengepungan Israel yang diberlakukan pada Gaza, membangun kembali apa yang dihancurkan otoritas pendudukan selama empat agresi serta membangun bandara dan pelabuhan pada kondisi yang tidak memisahkan Gaza dari wilayah pendudukan Tepi Barat.

Pernyataan Marzouk ditegaskan pemimpin Hamas terkemuka Khalil Al-Hayya yang menggambarkan laporan tentang adanya kesepakatan gencatan senjata baru antara gerakan dan pendudukan Israel sebagai upaya untuk “mengalihkan perhatian” masyarakat dan “menyinggung” permasalahan Gaza yang dapat diselesaikan dengan gencatan senjata, koran Felesteen kemarin melaporkan.

Dalam akun Twitter-nya, ia menjelaskan, mereka yang berbicara tentang gencatan senjata baru telah mengabaikan kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara gerakan Palestina dan pendudukan Israel Agustus 2014 lalu.

Kesepakatan yang disponsori Mesir termasuk mengangkat delapan tahun blokade Israel di Gaza serta membangun kembali rumah-rumah dan fasilitas lainnya yang hancur oleh pendudukan selama 51 hari agresi Israel.

“Tuntutan kami adalah komitmen dari pendudukan Israel untuk menunaikan kewajiban dalam kesepakatan tersebut,” katanya, “kewajiban utama membuka penyeberangan Rafah dan memungkinkan masuknya material untuk membangun kembali Gaza.”(T/R05/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0