Gaza, 26 Rabu’ul Awwal 1437/6 Januari 2016 – Gerakan Hamas mengumumkan bahwa mereka telah membentuk komite tindak lanjut guna membahas proposal untuk membuka perbatasan Rafah.
Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan, gerakannya akan bekerjasama dengan semua badan nasional untuk menindaklanjuti isu membuka kembali perbatasan Rafah, demikian laporan Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (6/1).
Faksi-faksi Palestina telah menyarankan tokoh nasional untuk mengelola perbatasan dan menggabungkan pekerja Otoritas Palestina dan Hamas agar bekerjasama dalam rangka mengelola dan membuka kembali jendela utama Gaza menuju dunia luar.
Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa 2015 sebagai tahun paling sulit bagi pasien Gaza, yang membutuhkan perawatan medis di luar negeri, terutama karena tindakan penutupan perbatasan Rafah yang masih berlangsung oleh Mesir.
Baca Juga: Pengadilan Brasil Terbitkan Surat Penangkapan Seorang Tentara Israel atas Kejahatan Perang di Gaza
Rafah adalah satu-satunya cara sekitar 1,8 juta penduduk Gaza dapat memasuki dunia luar setelah tujuh tahun embargo penjajah Israel terhadap daerah kantong Palestina itu dan terus berlanjut hingga sekarang.
Kebijakan militer Mesir tersebut telah menjadikan ribuan orang yang akan keluar dan masuk Jalur Gaza-Mesir terlantar di perbatasan kedua negara itu (Palestina-Mesir).
Blokade Israel dan kebijakan penutupan Rafah oleh Mesir telah membatasi impor dan ekspor dari Jalur Gaza dan telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan kesulitan memperoleh kehidupan yang layak bagi warga Gaza.Penutupan total Rafah ternyata menjadikan Jalur Gaza sebagai “penjara terbesar di dunia”.(T/P008/R05)
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)