Gaza, 1 Rabbiul Awwal 1435/3 Januari 2014 (MINA) – Gerakan Pejuang Hamas di Gaza dan Ikhwanul Muslimin membantah tuduhan Pemerintah Mesir bahwa mereka telah menawarkan pelatihan dan bantuan logistik kepada para pelaku serangan bom di Mansoura.
“Tuduhan yang dilontarkan Menteri Dalam Negeri Mesir iMohammed Ibrahim itu sepenuhnya tidak berdasar,” kata juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri dalam sebuah pernyataan, Kamis (2/1).
Tuduhan tersebut merupakan upaya menyesatkan orang-orang Mesir dan melempar kesalahan terjadinya krisis di Mesir pada fihak lain, tambahnya.
Ikhwanul Muslimin juga telah membantah terlibat dalam serangan dan mengecam pemboman itu dengan menyebutnya sebagai “aksi teror”, Kantor Berita Anadolu melaporkan yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Sebelumnya Menteri Dalam Negeri Ibrahim, menghubungkan Ikhwanul Muslimin dan Hamas dengan pemboman di markas keamanan kota Delta Nil Mansoura, Mesir, tanggal 24 Desember itu, yang mengakibatkan tewasnya sedikitnya 16 orang yang sebagian besar polisi.
Ia menuduh Hamas memberikan pelatihan-pelatihan penggunaan senjata dan peluru kendali pada anggota Ikhwanul Muslimin dengan bantuan kelompok Ansar Beit al-Maqdis.
Sebetulnya sudah ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas pemboman itu, yakni Kelompok Ansar Beit al-Maqdis, kata Ibrahim, putra pemimpin Ikhwanul Muslimin Al-Saad Hussein Mongi.
Setelah serangan bom di Mansoura itu, Pemerintah Mesir secara resmi menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai “organisasi teroris”. Ikhwanul Muslimin dituduh telah membuka “saluran komunikasi” dengan Hamas selama satu tahun Mursi dari Ikhwanul Muslimin menjabat .
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
“Hamas memberikan semua bentuk dukungan logistik kepada anggota Ikhwanul,” kata Menteri Dalam Negeri Mesir.
Aparat keamanan telah menangkap tujuh orang sehubungan dengan pemboman Mansoura, tambahnya.
Hubungan Mesir dan Hamas telah memburuk secara dramatis sejak penggulingan Presiden Mursi tangal 3 Juli lalu oleh militer. Pemerintah sementara Mesir yang berkuasa juga menghancurkan jaringan terowongan yang menghubungkan Gaza ke Semenanjung Sinai Mesir sehingga menimbulkan berbagai krisis kekurangan logistk di Gaza yang diblokade Israel . (T/P09/IR).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah