Gaza, MINA – Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengkonfirmasi bahwa Kepala biro politiknya, Ismail Haniyeh berdiskusi dengan Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Ziad Al-Nakhleh mengenai proposal baru untuk gencatan senjata di Gaza sebagai upaya untuk terus memperjuangkan kepentingan melindungi Palestina. Demikian dikutip dari Memo, Sabtu, (3/2).
Gerakan tersebut menambahkan dalam sebuah pernyataan: “Perkembangan lapangan dan politik yang terjadi di arena Palestina, khususnya pertempuran Banjir Al-Aqsa, ditinjau selama komunikasi antara kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam, Ziad Al-Nakhleh.”
“Diskusi diadakan mengenai inisiatif untuk mengakhiri agresi terhadap Gaza dan telah ada konfirmasi bahwa pertimbangan proposal baru untuk gencatan senjata didasarkan pada dasar bahwa setiap negosiasi mengarah pada penghentian total agresi, penarikan pasukan pendudukan dari wilayah Jalur Gaza, pencabutan blokade dan rekonstruksi, masuknya semua kebutuhan rakyat Palestina, dan tercapainya kesepakatan pertukaran yang komprehensif. Faksi perlawanan akan mengadvokasi kepentingan dan perlindungan rakyat Palestina,” tambahnya.
Haniyeh dan Al-Nakhleh mempertimbangkan: “Ketabahan heroik rakyat Palestina, keberanian perlawanan, dan kemauan politik dalam pertempuran Banjir Al-Aqsa, dan apa yang dialami masyarakat di Yerusalem, Tepi Barat, dan di semua tempat kehadiran mereka, akan mencapai kebebasan, kembalinya, dan kemerdekaan bagi rakyat Palestina.”
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Sejak 7 Oktober, tentara pendudukan Israel melanjutkan agresi genosidanya terhadap Jalur Gaza, dengan dukungan AS dan Eropa. Pesawat-pesawatnya telah mengebom sekitar rumah sakit, gedung-gedung, menara-menara dan rumah-rumah warga Palestina, menghancurkannya sampai ke kepala penghuninya dan mencegah masuknya air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar.
Serangan pendudukan di Gaza menyebabkan 27.131 orang syahid dan melukai 66.287 orang, selain itu lebih dari 85 persen (sekitar 1,9 juta orang) penduduk Gaza harus mengungsi, menurut pihak berwenang. (T/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka