HAMAS.jpg" alt="" width="864" height="486" /> Pemimpin Hamas Ismail Haniyah (tengah). (Foto: dok. AA)
Gaza, MINA – Gerakan perlawanan Hamas dan Jihad Islam mengatakan pada hari Sabtu (13/1), pihaknya tidak akan hadir pada pertemuan para pemimpin Palestina di Ramallah, ibu kota Palestina di Tepi Barat.
Pertemuan Dewan Pusat yang akan diadakan pada akhir pekan itu akan memperdebatkan tanggapan terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) yang mengakui Yerusalem (Al-Quds) sebagai ibu kota Israel.
“Kami telah mengambil keputusan untuk tidak berpartisipasi dalam pertemuan Dewan Pusat (Palestina) di Ramallah,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, tapi tetap menekankan komitmennya terhadap kesatuan rakyat Palestina.
Baca Juga: Trump dan Netanyahu Sepakat Perluas Operasi Militer di Gaza
Pertemuan dua hari tersebut akan mempertemukan Kepala Organisasi Pembebasan Palestina dan perwakilan rakyat Palestina yang diakui secara internasional. Demikian Times of Israel memberitakannya.
Beberapa hari sebelumnya, Hamas dan Jihad Islam serta kelompok perlawanan Palestina lainnya diundang untuk hadir, meski bukan bagian dari PLO.
Jihad Islam juga telah mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan ambil bagian.
Sebelumnya, Hamas mendorong agar pertemuan tersebut diadakan di luar wilayah Palestina, tapi Presiden Palestina Mahmoud Abbas memutuskan untuk tetap di Ramallah.
Baca Juga: Mesir Latih Pasukan Otoritas Palestina Untuk Ambil Alih Keamanan Gaza
Pernyataan Hamas mengatakan, pertemuan di Ramallah berisiko membuat mereka tunduk pada “tekanan” Israel yang mengendalikan Tepi Barat dan secara teratur menangkap pejabat Hamas. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Hamas Kunjungi Mesir Bahas Usulan Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza