
Hamas
Khaled Meshaa (Foto: Memo)" width="300" height="200" /> Kepala Biro Politik Hamas Khaled Meshaa (Foto: Memo)Tel Aviv, 2 Dzulhijjah 1436/16 September 2015 (MINA) – Kepala Biro Politik Hamas Khaled Meshaal, Rabu mengatakan, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas melakukan kontak telepon untuk mendiskusikan serangan Israel terhadap Masjid Al Aqsha, demikian Al-Arabi Al-Jadid melaporkan.
Menurut pernyataan Hamas, penjajah Israel juga membahas rencana pembagian kota situs suci tersebut.
Middle East Monitor (MEMO) melaporkan, pernyataan itu juga meminta agar Hamas dan Palestina menegaskan kembali pentingnya menghadapi semua rencana Israel terhadap kota situs suci tersebut, mempercepat proses rekonsiliasi internal dan menerapkan apa yang disepakati oleh faksi-faksi Palestina.
Dalam pembicaraan telepon itu Meshaal juga menegaskan, pentingnya memegang kerangka kerja kepemimpinannya, sedangkan PLO membahas dan mengadopsi strategi nasional guna menghadapi bahaya dari rencana pembagian Masjid Al-Aqsha.
Baca Juga: Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Berlanjut di Doha
Sementara itu, pemerintah Palestina di Ramallah mengumumkan dukungan bagi desakan terhadap Abbas untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi Islam guna mendiskusikan pelanggaran oleh Israel yang sedang berlangsung di Masjid Al-Aqsha.
Dalam pertemuan pekan lalu, pemerintah Palestina menyerukan kepada bangsa Arab dan umat Islam untuk memperkuat situs kota suci itu demi menjaga identitas Arab dan warisan, kebudayaan dan aspek kemanusiaan umat muslim.
Ia juga menyerukan dukungan terhadap warga Palestina di Yerusalem, karena wilayah Palestina itu terkena kegiatan perluasan pemukiman Yahudi oleh Israel.
Pemerintah Palestina meminta masyarakat internasional untuk segera bergerak menghentikan serangan Israel, tindakan pendudukan dan pelanggaran Yahudi terhadap Yerusalem serta Masjid Al-Aqsha. (T/P002/R01)
Baca Juga: Netanyahu: Israel Bekerja Sama dengan AS untuk Usir Warga Palestina dari Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Tentara Zionis Tewas dalam Penyergapan Hamas di Beit Hanoun