New York, MINA – Gerakan perlawanan Hamas meminta para pemimpin dunia untuk melakukan walk out atau meninggalkan ruangan saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, di New York, Amerika Serikat, Jumat (27/9).
“Meninggalkan ruangan adalah hal paling sedikit yang dapat dilakukan untuk menyatakan penolakan dan kecaman atas genosida yang sedang berlangsung di Gaza,” kata Izzat Al-Rishq, pejabat senior Hamas dalam sebuah pernyataan, seperti disiarkan Middle East Monitor.
Rishq menyebut Netanyahu sebagai “Hitler kecil”, membandingkannya dengan diktator Nazi dan pembunuh massal, menuduh Perdana Menteri tersebut mengatur pembunuhan massal warga sipil Palestina di Gaza dan Lebanon.
“Netanyahu telah membunuh lebih dari 41.000 warga sipil (sejak Oktober lalu), termasuk 17.000 anak-anak dan sekitar 200 bayi,” katanya, seraya menambahkan bahwa serangan udara Israel telah menargetkan rumah sakit, masjid, gereja, dan kamp-kamp pengungsi.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Ia menambahkan, Netanyahu melanjutkan serangan dengan mengabaikan sama sekali resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera dan mengabaikan perintah dari Mahkamah Internasional.
“Orang ini harus ditangkap dan dimintai pertanggungjawaban atas kejahatannya,” kata Rishq, mendesak para pemimpin dunia untuk memboikot pidato tersebut dan tidak memberi Netanyahu kesempatan.
Netanyahu diperkirakan akan menyampaikan pidatonya di PBB di New York pada Jumat waktu setempat di tengah konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung, serta kampanye pemboman besar-besaran Israel di Lebanon. []
Mi’raj News Agency (MINA)