Gaza, 27 Rajab 1434/6 Juni 2013 (MINA) – Para pemimpin kelompok perjuangan Hamas dan Fatah melanjutkan pertemuan rekonsiliasi di Kota Gaza membahas sejumlah poin pembentukan pemerintahan persatuan Palestina.
Dr Nabil Shaath, anggota Komite Pusat Faksi Fatah, dan Faisal Abu Shahla anggota legislatif Palestina, sebagai perwakilan Fatah sampai di Jalur Gaza pada Selasa (4/6), dan langsung mengadakan pertemuan dengan Imad Al-Alamy dan Ghazi, pejabat perwakilan Hamas.
Abu Shahla mengatakan, fokus pertemuan pada pencarian solusi terhadap kendala-kendala penghambat pembentukan pemerintah persatuan Palestina yang dijadwalkan pada 14 Juli mendatang, lapor IMEMC seperti dipantau Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
“Dengan membangun kepercayaan antara Fatah dan Hamas dapat menghasilkan pemerintahan Palestina yang lebih baik,” kata Abu Shahla.
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Dalam pertemuan, kedua pihak juga membantah adanya isu penangkapan anggota Fatah di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Fatah dan Hamas menandatangani Kesepakatan Rekonsiliasi di Kairo pada 2011 lalu, berisi upaya pembentukan pemerintahan sementara yang independen guna membuka jalan pemilihan parlemen dan presiden dalam jangka waktu 12 bulan.
Bersama dengan Turki dan Qatar, Mesir ikut menjadi perantara perundingan gencatan senjata setelah delapan hari serangan Israel ke Jalur Gaza pada November 2012.
Selanjutnya, pada pertemuan di Kairo, 28 November 2012, disetujui penandatanganan gencatan senjata antara faksi-faksi Palestina dan Israel. Dalam gencatan senjata, tuntutan rakyat Palestina dipenuhi dengan dibukanya perbatasan Rafah dalam pembukaan penuh blokade di Jalur Gaza.
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan
Pada Desember 2012, pasca penandatanganan genjatan senjata, para pemimpin Hamas dan Fatah menyerukan pembaharuan upaya rekonsiliasi yang terhenti selama lebih dari satu tahun.
Menurut banyak pengamat, rekonsiliasi antara faksi-faksi di Palestina ini menjadi jalan keluar untuk pembebasan Palestina yang masih berada dalam jajahan Israel sejak 1948. (T/P04/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi
Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu