Gaza, MINA – Anggota biro politik Hamas, Ezzat Al-Resheq menilai rezim penjajah Israel dan pemerintah Amerika Serikat (AS) sepenuhnya bertanggung jawab atas kematian pumkim Israel yang ditawan oleh pejuang Palestina di Jalur Gaza.
“Pihak yang bertanggung jawab atas tewasnya para tawanan yang ditawan oleh Perlawanan (pejuang Palestina) adalah penjajah (Israel), yang terus menerus melakukan perang genosida dan menghindari tercapainya kesepakatan gencatan senjata, dan pemerintah Amerika Serikat karena bias, dukungan, dan kemitraannya dalam agresi ini,” kata Resheq dalam sebuah pernyataan pada Ahad (1/9).
“Pendudukan membunuh rakyat kami setiap hari dengan senjata Amerika. Mayat para tawanan yang ditemukan di Jalur Gaza, dibunuh oleh pemboman Zionis yang tak henti-hentinya,” tegas Resheq, mengutip Palinfo.
Dia menambahkan, jika Presiden Joe Biden benar-benar peduli dengan kehidupan para tawanan, maka Biden seharusnya berhenti mendukung Zionis Israel dengan uang dan senjata serta menekan Israel untuk segera mengakhiri agresinya di Gaza.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Mereka yang harus membayar harga atas kejahatan brutal ini dan perang genosida yang telah berlangsung terhadap rakyat kami selama 11 bulan adalah (Perdana Menteri Israel) Netanyahu, pemerintah ekstremisnya, dan semua pendukung agresi ini,” tegas Resheq.
Pejabat Hamas itu menganggap Biden dan pemerintahannya pun bertanggung jawab atas kejahatan perang harian dan perang genosida di Gaza, di mana lebih dari 150.000 orang terbunuh atau terluka, sebagian besar anak-anak dan perempuan.
“Saat meninggalkan Gedung Putih, Biden akan tercatat dalam sejarah sebagai mitra dan pendukung penjahat perang [Israel], Netanyahu dan gengnya,” katanya.
“Hamas selama ini lebih peduli dengan kehidupan para tahanan ketimbang Biden sendiri, sehingga Hamas menyetujui usulan [gencatan senjata] dan resolusi Dewan Keamanan, tetapi keduanya ditolak oleh Netanyahu, sementara pemerintahan [Biden] tunduk pada tuntutan Netanyahu, yang berupaya menghalangi upaya mencapai kesepakatan demi mempertahankan otoritasnya,” pungkas Resheq.[]
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian