Sharm El-Sheikh, MINA – Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengatakan pada Selasa (7/10) adanya pertemuan tidak langsung antara delegasi Hamas dan Israel di Sharm El-Sheikh membicarakan penerapan tahap pertama rencana Presiden AS Donald Trump.
Berbicara bersama Menteri Luar Negeri Belanda David van Weel, Abdelatty mengatakan pembicaraan tersebut untuk menghentikan perang Israel di Gaza.
Ia menegaskan kembali diplomasi Mesir tetap berpedoman pada arahan Presiden Abdel-Fattah El-Sisi untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina, dan menekankan upaya Kairo “terus berlanjut dan tidak akan pernah berhenti.”
Ia menggambarkan persetujuan Hamas terhadap rencana AS sebagai “langkah positif”, menyuarakan keyakinannya pada kemampuan Washington untuk menegakkan proposalnya bagi Gaza.
Baca Juga: Utusan AS untuk Timteng Terbang Kairo Bicarakan Negosiasi Hamas-Israel
Abdelatty mengatakan Mesir ingin memastikan keberhasilan rencana tersebut, termasuk mengakhiri perang, menolak segala bentuk aneksasi terhadap Tepi Barat yang diduduki, dan mencegah pengusiran warga Palestina.
Ia menyatakan harapan, negosiasi tersebut akan membantu memfasilitasi pembebasan tawanan Israel dan tahanan Palestina.
Abdelatty juga menyerukan tekanan Eropa dan internasional yang lebih kuat terhadap Israel untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, dan memperingatkan bahwa kelaparan di daerah kantong itu semakin memburuk.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, mengatakan, banyak detail rencana AS “masih memerlukan konsensus.”
Baca Juga: Krisis Anggaran AS Picu Kekacauan Penerbangan, Ribuan Jadwal Tertunda
Ia menggambarkan sesi empat jam di Sharm El-Sheikh pada Senin sebagai negosiasi yang intensif dan terperinci.
Al-Ansari menekankan semua pihak telah menyetujui rencana tersebut, dan mencatat bahwa tantangan sekarang terletak pada pelaksanaan, terutama menegakkan gencatan senjata.
Menlu Mesir mengundang Belanda untuk memainkan peran aktif dalam konferensi internasional tentang pemulihan awal dan rekonstruksi Gaza, yang direncanakan akan diselenggarakan oleh Mesir setelah gencatan senjata tercapai.
Sementara itu, Van Weel memuji peran Mesir dalam mengevakuasi ribuan warga Palestina yang terluka, khususnya anak-anak, dan mengatakan Belanda akan terus menyediakan pasokan medis ke Gaza. []
Baca Juga: Shutdown Pemerintahan AS Masuki Pekan Kedua, Krisis Politik Belum Terpecahkan
Mi’raj News Agency (MINA)