Doha, 1 Muharram 1436 H/25 Oktober 2014 m (MINA) – Gerakan Perlawanan Islam di Palestina, Hamas mengumumkan pada Jum’at (24/10), penjajah Zionis harus membayar dengan harga mahal atas kejahatannya terhadap kota Al-Quds.
Hamas mengatakan, Israel tidak akan memprediksi reaksi rakyat Palestina dan mungkin akan ada gerakan lebih kuat dan mengejutkan semua pihak. Sebagamana Palestine.info melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu (25/10).
Jurubicara Hamas, Hussam Badran menegaskan, kota Al-Quds akan mengalami eskalasi besar terlebih saat ini sedang mengalami kondisi intifadhah yang sesungguhnya telah terjadi sejak beberapa bulan berupa penangkapan-penangkapan, korban berjatuhan setiap hari dan penyerbuan berulang-ulang yang dilakukan penjajah Zionis.
Dia menambahkan, kota Al-Quds siap mengalami eskalasi di semua level, akan terjadi aksi-aksi perlawanan terlebih dengan meningkatnya kebrutalan penjajah Zionis dan sikap diam Arab dan dunia internasional.
Baca Juga: Israel Serang Suriah, Satu Tewas, Tiga Luka
“Zionis berilusi bila menyangka bahwa akibat kejahatannya sudah lewat dan tidak akan memprediksi bakal akan datang balasan,” katanya.
Belakangan ini kota Al-Quds mengalami eskalasi serius. Pemuda Al-Quds, Abdul Rahman Shalwadi (20) melakukan aksi penabrakan di kota sebagai aksi balasan atas penabrakan yang dilakukan pemukim Yahudi terhadap seorang bocah berusia 6 tahun di kota Al-Quds hingga meninggal.
Badran menegaskan pentingnya kerja di kota Al-Quds dilakukan secara berjamaah dan terorganisir. Dia menganggap sepele urgensi ancaman Israel yang akan menarget para pemimpin gerakan Hamas.
Dia mengatakan, ancaman ini bukanlah hal baru. Ancaman itu tidak akan membuat gentar pimpinan gerakan Hamas dan tidak akan merubah sikap rakyat Palestina.
Baca Juga: Israel Bersiap Kemungkinan Serangan terhadap Situs Nuklir Iran
“Tekad kami adalah melakukan perlawanan. Palestina berhak mengerahkan jiwa dan nyawa demi perlawanan,” tegasnya. (T/P011/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [POPULER MINA] Kunjungan Trump ke Timteng dan Kelaparan di Gaza