Gaza, MINA – Gerakan Perlawanan Islam Hamas menilai bahwa langkah pendudukan Israel membuka pemakaman Yahudi di bawah tanah kota Al-Quds, bertujuan untuk merekayasa sejarah Israel dan Yahudi di kota suci Al-Quds itu.
Juru bicara Gerakan Hamas Abdul Latif Qanu, dalam pernyatan tertulis Kamis (31/10), mengatakan, pembukaan pemakaman bawah tanah oleh Israel di Al-Quds bertujuan untuk mengubah demografi kota dan merekayasa sejarah palsu bagi negara entitas pendudukan itu.
Qanu menilai ini adalah upaya rekayasa seolah eksistensi dan keberadaan Yahudi yang mereka klaim di kota Al-Quds maka hal ini adalah ikhtiar untuk mengubah fakta sejarah.
Sebelumnya, situs Ibrani “Kibah” melaporkan pendudukan Israel membuka sebuah pemakaman bawah tanah di Al-Quds. Pemakaman tersebut didirikan di pinggiran Al-Quds. Pembukaan pemakaman bawah tanah pertama di Al-Quds ini dihadiri oleh Walikota Israel di kota suci tersebut, para rabi senior Yahudi, dan tokoh-tokoh terkenal.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Disebutkan bahwa proyek pembangunan tersebut akan mencakup sekitar 24 ribu makam pada kedalaman 50 meter di bawah tanah. Pada tahap pertama, sekitar 8.000 kuburan akan tersedia. Diharapkan pemakaman ini mulai digunakan pada akhir 2019.
Seperti dikutip Quds Press, terowongan sudah digali dengan panjang 1.600 meter, lebar sekitar 16 meter, dengan nilai investasi proyek ini sekitar 300 juta shekel (sekitar 84.510.000 dolar AS).
Kota suci Al-Quds yang diduduki pendudukan Israel menjadi sasaran kampanye yahudisasi dan pemalsuan sejarah oleh institusi-institusi Israel, terutama di Masjid Al-Aqsha dan Tembok Al-Buraq (tembok barat masjid), untuk menegaskan “eksistensi Yahudi” di kota suci tersebut, dalam upaya memalsukan sejarah. (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi