Gaza, MINA – Hazem Qassem, Juru Bicara Hamas, mengatakan, perang terbuka Israel melawan kehadiran warga Palestina dilakukan dengan kebijakan pembongkaran rumah. Hal itu membutuhkan percepatan persatuan nasional berdasarkan strategi perjuangan bersama.
“Meningkatnya pembongkaran rumah, peningkatan pembangunan permukiman dan penyitaan tanah, semua ini menunjukkan implementasi bertahap dari rencana aneksasi,” ujarnya.
Qassem menekankan dalam sebuah pernyataan tertulis pada Sabtu (12/12), perlunya Otoritas Palestina untuk mengimplementasikan hasil dari pertemuan Sekretaris Jenderal faksi-faksi Palestina dan untuk mempercepat aktivasi perlawanan rakyat.
Dia menjelaskan, pelaksanaan rencana aneksasi terjadi di bawah perjanjian normalisasi dengan beberapa negara Arab, memperingatkan bahwa perjanjian normalisasi akan mendorong Israel untuk meningkatkan agresinya terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga: Ezzat Al-Rishq Bantah Klaim Netanyahu, Hamas Halangi Gencatan Senjata
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengumumkan bahwa pendudukan menghancurkan dan menyita lebih dari 52 rumah Palestina dalam waktu dua pekan.
Qassem menggarisbawahi, Israel mempraktikkan diskriminasi rasial terhadap Palestina dalam bentuknya yang paling buruk, dengan mengabaikan semua hukum dan norma manusia.
Pejabat Hamas itu mengatakan, eskalasi pembongkaran dan penyitaan menegaskan sekali lagi, “Pendudukan Israel sedang menerapkan kebijakan pembersihan etnis di seluruh dunia.”
Laporan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan, Israel telah menghancurkan dan menyita lebih dari 689 rumah di Yerusalem dan Tepi Barat sejak awal tahun 2020 ini. (T/R7/RI-1)
Baca Juga: 103 Warga Gaza Tewas, 264 Terluka Akibat Serangan Zionis Pascagencatan Senjata
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Poin Kesepakatan Gencatan Senjata Belum Merinci Bantuan yang Masuk Gaza