Gaza, 27 Ramadhan 1437/2 Juli 2016 (MINA) – Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyatakan bahwa perlawanan Palestina saat ini dalam kondisi dibiarkan sendiri oleh kaum Muslimin sehingga belum bisa keluar dari blokade dan terus menjadi target operasi pasukan penjajah Israel.
Hamas menegaskan bahwa persatuan umat Islam menjadi sebuah kewajiban untuk mendukung perlawan dengan harta dan senjata serta membebaskan blokade.
Dalam keterangannya, Jumat (1/7), dalam rangka Jerusalem Day atau Hari Dunia untuk Solidaritas Al-Quds, Hamas menyatakan, umat saat ini hidup dalam kekacauan dan kehilangan eksistensi karena tidak bersatu, Pusat Info Palestina (PIP) melaporkan.
Persoalan Palestina, terutama Al-Quds mengalami kemunduran dari daftar prioritas di tengah umat yang terluka secara internal. Menurut Hamas, kondisi inilah yang menyebabkan Israel dengan bebas dan berani menjalankan agendanya dengan penu kelicikan.
Baca Juga: Survei: Sikap Warga Jerman terhadap Israel Makin Negatif
Hamas menambahkan, tanah Palestina dan kota Al-Quds serta tempat suci lainnya bukan hanya persoalan bangsa Palestina semata namun persoalan bangsa Arab dan umat Islam seluruhnya.
“Kewajiban membebaskannya dari penjajahan zionis Israel dan membebaskan warganya adalah kewajiban suci dimana seluruh pihak terlibat di dalamnya,” tulis pernyataan Hamas.
Lebih jauh, Hamas juga menyatakan terimakasihnya kepada pihak-pihak yang mendukung perlawanan dengan dana, senjata dan sikap serta semua yang berkorban untuk Palestina.
Hamas berjanji akan tetap bersama Masjid Al-Aqsha dan mendukung perlawanan di Tepi Barat, Al-Quds dan akan tetap memegang kuat senjatanya melawan penjajah sampai kemenangan datang.
Baca Juga: Satu dari Delapan Tentara Israel di Gaza Alami Gangguan Jiwa
Hamas mengajak bangsa Arab, Islam agar bisa melewati perbedaan mereka untuk bersatu mengarakan senjata hanya kepada musuh utamanya yakni Zionis. (T/P011)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tepung dan Bahan Bakar Habis, Semua Toko Roti di Gaza Tutup