Kairo, MINA – Gerakan perlawanan Palestina Hamas mengatakan, Israel telah mempersulit semua upaya mediator untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza yang terkepung.
Tokoh senior Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, Israel menolak untuk mengakhiri serangan gencarnya di Gaza, menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan dan kembalinya warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal.
“Kami sedang menunggu tanggapan resmi terakhir dari musuh (Israel). Respon awal tidak memenuhi persyaratan minimum terkait penghentian permusuhan secara permanen,” kata pejabat itu. “Kami tidak akan berkompromi pada hal yang menjamin keselamatan rakyat kami.”
Abu Zuhri menegaskan, Hamas bersikeras pada penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, pemulangan pengungsi dan masuknya bantuan kemanusiaan, serta dimulainya rekonstruksi di wilayah yang terkepung.
Pejabat Hamas lainnya, Mahmoud Mardawi, mengatakan nasib perundingan kini berada di tangan Amerika Serikat, yang merupakan dermawan terbesar Israel.
“Sekarang tergantung pada Washington apakah mereka ingin menekan Netanyahu dan rezimnya untuk mencapai kesepakatan,” kata Mardawi.
“Jika Israel serius dan tidak menunda-nunda, gencatan senjata bisa dicapai sebelum dimulainya Ramadhan,” imbuhnya.
Juru bicara Hamas, Jihad Taha mengatakan Israel “menolak berkomitmen dan memberikan jaminan mengenai gencatan senjata, pemulangan pengungsi, dan penarikan diri dari wilayah serangannya.”
Media-media di Timur Tengah memberitakan, delegasi Hamas telah meninggalkan Kairo tanpa mencapai terobosan dalam perundingan. Hamas mengatakan perundingan akan dilanjutkan pekan depan.
“Delegasi Hamas meninggalkan Kairo pagi ini untuk berkonsultasi dengan pimpinan gerakan tersebut,” kata sebuah pernyataan Hamas.
Utusan dari AS, Qatar dan Hamas terlibat dalam pembicaraan gencatan senjata.
Lebih dari lima bulan setelah kampanye genosida Israel di Gaza, serangan udara dan penembakan yang tak henti-hentinya terus memakan korban jiwa tak berdosa di wilayah yang terkepung.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 80 orang tewas dan 140 lainnya terluka sejak Rabu. Di utara Kota Gaza, Israel melakukan serangan udara mematikan terhadap sebuah masjid di kamp pengungsi Jabalia.
Penduduk Palestina di Gaza menderita. Malnutrisi dan dehidrasi terus berlanjut. Lebih dari 30.800 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, telah terbunuh sejak Israel melancarkan agresi brutal pada awal Oktober. (T/R2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)