Gaza, 8 Rabiul Akhir 1436/30 Januari 2016 (MINA) – Hamas menggambarkan serangan terhadap kantor PBB di Jalur Gaza sebagai tindakan “tidak dapat diterima”, dan menekankan demo seperti itu tidak akan terjadi lagi pada kantor-kantor organisasi internasional di wilayah tersebut.
Demo warga Palestina itu terjadi Rabu sebelumnya disebabkan warga frustrasi karena badan PBB, UNWRA, akan menangguhkan bantuan keuangan untuk tempat berlindung sementara, bagi lebih 100.000 orang korban agresi Israel tahun lalu yang tak lagi punya rumah tinggal.
Seorang anggota senior Biro Politik Hamas, Mousa Abu Marzouk, mengatakan dalam sebuah pernyataan, tindakan demonstran yang menyerbu kantor UNRWA di Gaza tidak dapat diterima. Middle East Monitor (MEMO) melaporkan, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.
Abu Marzouk mengatakan, dinas keamanan di Gaza akan mengakhiri ‘pelanggaran’ tersebut dan mencegah itu tidak terjadi lagi.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Dinas keamanan di Gaza bertanggung jawab untuk melindungi staf internasional,” tambahnya.
Menanggai demo itu, Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian di Timur Tengah, Robert Serry, mengancam akan melakukan tindakan khusus.
Dalam sebuah pernyataan, PBB mengatakan, Hamas sepenuhnya bertanggungjawab atas keselamatan dan keamanan semua personil dan operasional PBB di Gaza.
Diberitakan sebelumnya, Rabu lalu (28/1) warga Palestina menyerbu markas PBB di Jalur Gaza karena penangguhan pemberian bantuan.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Sebelumnya, Selasa (27/1), UNRWA mengumumkan akan berhenti memberikan bantuan keuangan untuk warga Palestina yang rumahnya hancur selama agresi Israel di Jalur Gaza pada musim panas lalu, dengan alasan “kurangnya dana”.
Dikatakan bahwa UNRWA hanya menerima 135 juta dolar AS dari 724 juta dolar AS yang telah disepakati dalam Konferensi Rekonstruksi Gaza yang diadakan di Kairo.
Menurut data PBB, swerbuan Israel ke Jakarta selama 52 hari tahun lalu, telah menyebabkan sekitar 100 ribu warga Palestina kehilangan rumah mereka, sehingga sekarang sebagian besar tinggal bersama kerabatnya atau rumah sewa, sementara 15 ribu lainnya tinggal di sekolah-sekolah URNWA yang digunakan sebagai tempat penampungan. (T/P008/P2)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)