Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

HAMAS: KAMI MENGHADAPI NEGOSIASI YANG SULIT

Abu Al Ghazi - Selasa, 12 Agustus 2014 - 20:45 WIB

Selasa, 12 Agustus 2014 - 20:45 WIB

1240 Views ㅤ

Rumah Sakit Wafa di Shejaiya, Timur Kota Gaza, rata dengan tanah dirudal Israel. foto : mirajnews.com
Rumah Sakit Wafa di Shejaiya, Timur Kota Gaza, rata dengan tanah dirudal <a href=

Israel. foto : mirajnews.com" width="300" height="198" /> Rumah Sakit Wafa di Shejaiya, Timur Kota Gaza, rata dengan tanah dirudal Israel. foto : mirajnews.com

Gaza, 16 Syawwal 1435/12 Agustus 2014 (MINA) – Anggota biro politik pergerakan perlawanan Palestina Hamas dan salah satu delegasi Palestina dalam perundingan tidak langsung antara Israel dan Palestina, dr. Mousa Abu Marzouk mengatakan bahwa juru runding di Kairo menghadapi negosiasi yang sulit.

“Kami menghadapi situasi yang sulit, gencatan senjata pertama berlalu tanpa hasil yang memuaskan, dan ini adalah gencatan senjata kedua dan terakhir,” ujar Abu Marzouk dalam pernyataan resminya di laman media sosial  Facebook Selasa (12/8).

Dia menambahkan perundingan saat ini sangat serius dan jelas, di mana delegasi Palestina akan terus memperjuangkan tuntutan rakyat.

Hingga berita ini diterbitkan, perundingan di Kairo masih terus berjalan, lapor koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza, menambahkan banyak pihak mengharapkan kesepakatan sudah didapatkan sebelum selesainya batas waktu gencatan senjata.

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

Gencatan senjata selama 72 jam yang dimulai Senin (11/8) dini hari merupakan gencatan senjata kedua untuk perundingan gencatan senjata permanen. Dalam perundingan sebelumnya tidak terjadi kata sepakat antara kedua belah pihak dan delegasi Israel memilih meninggalkan Kairo tanpa pernyataan resmi menyepakati ataupun menolak tuntutan rakyat Palestina.

Tuntutan mendasar rakyat Palestina dianggap memenuhi standar hak asasi manusia karena diantaranya adalah tuntutan dicabutnya  pengepungan atas Gaza secara permanen, membuka perbatasan Rafah untuk kebutuhan trasportasi, membuat pelabuhan laut serta membuka bandar udara di Gaza. (K01/P03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Khadijah