Doha, MINA – Hamas telah menolak tawaran sebesar US $15 miliar untuk mengakhiri perlawanan, melepaskan Yerusalem, dan mengisolasi Gaza dari seluruh wilayah Palestina.
Demikian ketua biro politik Hamas, Ismail Haniyah mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan situs web Qatar, Senin (27/7) seperti dikutip dari Palinfo.
Haniyah mengatakan, tawaran-tawaran perdamaian itu menawarkan berbagai proyek infrastruktur utama, seperti pelabuhan, bandara dan lain-lain di Jalur Gaza.
“Pihak-pihak yang mengajukan rencana itu meminta imbalan untuk menggabungkan sayap bersenjata Hamas di kepolisian Palestina setelah melucuti senjata itu, menyerahkan Yerusalem dan mengelola Jalur Gaza secara terpisah,” demikian keterangan laporan itu.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Pemimpin Hamas itu menegaskan, gerakannya tidak akan pernah menerima apa yang disebut “Kesepakatan Abad Ini” atau rencana serupa lainnya.
“Kami ingin mengakhiri pengepungan di Gaza dan memiliki pelabuhan laut dan bandara serta proyek-proyek lain tetapi hanya sebagai hak bagi penduduknya dan bukan sebagai imbalan untuk menyudahi perlawanan atau pendirian politik tertentu,” tegas Haniyah.
Pemimpin Hamas memuji bantuan Qatar ke Gaza dan Palestina, menambahkan bahwa Gerakannya menyambut peran Qatar dalam menjembatani kesenjangan antara faksi Hamas dan Fatah. (T/R12/P2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon