Gaza, MINA – Gerakan perlawanan Palestina di Jalur Gaza, Hamas, mengecam “penghancuran sistematis” rezim Israel di permukiman Kota Gaza dengan menggunakan robot bermuatan peledak, di antara berbagai alat mematikan lainnya.
Gerakan tersebut menyampaikan pernyataan tersebut pada Selasa (2/9), beberapa hari setelah rezim melancarkan “Operasi Gideon Chariots II” untuk merebut seluruh Kota Gaza, wilayah perkotaan terbesar di Jalur Gaza yang terletak di utara. Press TV melaporkan.
Pernyataan tersebut merinci metode tanpa batas rezim untuk memaksa hampir satu juta warga sipil keluar dari kota tersebut, yang telah mencari perlindungan di sana setelah melarikan diri dari serangan Israel yang terus-menerus di tempat lain di sepanjang pesisir.
Pernyataan tersebut mengutip “pengeboman udara intensif” oleh militer Israel yang “fasis” terhadap kota tersebut, dan “penggunaan robot yang membawa berton-ton bahan peledak yang diledakkan di daerah permukiman.”
Baca Juga: Militer Israel Peringatkan Pendudukan Gaza City Akan Tewaskan 100 Tentara
Hamas mengecam kekejaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, menyebutnya sebagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan berdasarkan hukum internasional.
Mereka mengecam rezim “penjahat perang” Benjamin Netanyahu karena menggunakan metode-metode tersebut untuk memajukan niat genosidanya dengan segala cara.
Lebih dari 63.500 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah syahid sejak Oktober 2023, ketika rezim tersebut memulai perang genosida di wilayah Palestina tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Keluarga Sandera Israel Desak Trump Tekan Netanyahu