Gaza, MINA – Hamas pada Senin (21/1) mengecam keterlibatan Chad dalam “gelombang normalisasi hubungan diplomatik yang berbahaya” dengan otoritas pendudukan Israel, setelah negara itu menerima kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum lama ini.
Pemimpin Hamas Esam Al-Da’lis mengatakan, langkah tersebut bagaikan tikaman di belakang rakyat Palestina dan Chad menjadi salah satu negara yang memberi lampu hijau Israel untuk meningkatkan kejahatan dan pelanggaran HAM di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, demikian Palinfo melaporkan.
“Hamas menyadari dampak berbahaya dari normalisasi hubungan dengan pendudukan Israel bagi permasalahan Palestina,” ujarnya.
Hamas menyerukan Chad untuk mempertimbangkan kembali langkahnya dengan berupaya mengisolasi pendudukan Israel dan mendukung rakyat Palestina di sepanjang perjuangan anti-pendudukan mereka.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Netanyahu mendarat di Chad pada Ahad pagi (20/1), ia mengumumkan pembaruan hubungan diplomatik dengan negara mayoritas Muslim di Afrika itu setelah 50 tahun putus.
Kunjungan PM Israel itu menjadi bagian dari dorongan kuat Netanyahu untuk memperluas jangkauan diplomatik Israel di tengah meningkatnya seruan untuk memboikot pendudukan Israel secara ekonomi, budaya, dan politik.
Republik Chad memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada 28 November 1972, atas perintah Presiden Libya yang telah digulingkan, Muammar Gaddafi. Hingga kini, hampir 15 juta orang tinggal di Chad, sebanyak 55 persen dari mereka adalah Muslim dan sekitar 40% adalah Kristen. (T/Ast/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya