Yerusalem, MINA – Gerakan Hamas pada Ahad (22/6) mengecam penutupan Masjid Al-Aqsa oleh Israel, menyebutnya sebagai eskalasi serius dan bagian dari perang agama dan Yahudisasi yang sedang berlangsung terhadap tempat-tempat suci Islam di Yerusalem yang diduduki.
Hamas memperingatkan, tindakan tersebut secara berbahaya merusak status hukum dan sejarah Masjid Al-Aqsa. Palestinian Information Center melaporkan.
Harun Nasser al-Din, kepala Kantor Urusan Yerusalem Hamas, mengatakan bahwa penangkapan penjaga masjid dan karyawan wakaf merupakan serangan langsung terhadap kedaulatan agama Islam di kota suci tersebut, dan menjadi awal dari meningkatnya serangan pemukim ke Al-Aqsa.
Ia memperingatkan kebijakan Israel ini tidak hanya mengancam stabilitas Yerusalem tetapi juga dapat memicu kerusuhan yang lebih luas di seluruh wilayah tersebut.
Baca Juga: Khan Younis dan Shujaiya Membara, Israel Akui Tentara Terluka
“Setiap serangan terhadap Al-Aqsa merupakan serangan terhadap martabat seluruh bangsa,” kata Nasser al-Din.
Pejabat Hamas itu menyerukan warga Palestina di Yerusalem dan di seluruh wilayah Palestina untuk bergerak, tetap hadir di halaman Al-Aqsa, dan menolak upaya untuk memaksakan pembagian temporal dan spasial tempat suci tersebut, kebijakan Israel yang secara luas dipandang sebagai langkah menuju kendali penuh.
Nasser al-Din juga mendesak negara-negara Arab dan Islam, bersama dengan lembaga-lembaga internasional, untuk segera campur tangan guna menghentikan pelanggaran pendudukan Israel yang terus meningkat dan untuk melindungi tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Yerusalem.
Penutupan total Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya penggerebekan pemukim terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kota suci tersebut, di mana pasukan polisi pendudukan Israel terus memberlakukan pembatasan militer, melecehkan jamaah dan menahan pejabat agama, yang oleh para pengamat digambarkan sebagai upaya untuk mengubah status quo di kota tersebut. []
Baca Juga: UNRWA Peringatkan Lonjakan Malnutrisi di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tujuh Badan PBB Serempak Peringatkan Krisis Bahan Bakar di Gaza