Al-Quds, 7 Muharram 1436/31 Oktober 2014 (MINA) – Gerakan Perlawanan Palestina Hamas hari ini, mengecam penutupan Masjid Al-Aqsa oleh Israel, kata surat kabar Felesteen.
Anggota biro politik Hamas, Mousa Abu Marzouk mengatakan, penutupan Al-Aqsha saat menghadapi jamaah untuk melaksanakan ibadah berbahaya yang tidak dapat diterima tanpa alasan apapun.
Abu-Marzouk menulis di Facebook, menyerukan tentang keberadaan Masjid Al-Aqsha yang harus disikapi. Dia menambahkan, agar penduduk Palestina melakukan hal tersebut, setiap orang mempunyai hak untuk menghadapi sesuatu yang dapat membahayakan.
Dia juga meminta bangsa Arab dan umat Islam di seluruh dunia untuk mengambil tindakan. “Ini adalah masjid dan tempat di mana Nabi Muhammad SAWtelah naik ke surga Apa yang kamu lakukan,” katanya.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Pasukan Israel benar-benar menutup kompleks Al-Aqsha untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade akhir sejak Rabu malam setelah penembakan seorang Rabi dan aktivis sayap kanan Israel di Kota Al-Quds.
Organisasi-organisasi ekstremis Yahudi menghasut rekan-rekan mereka untuk menodai tempat suci Islam secara massal sejak Kamis pagi dalam menanggapi percobaan pembunuhan Yehuda Glick itu.
Ratusan jamaah Muslim terpaksa melakukan shalat subuh di jalan-jalan di luar kompleks Masjid Al-Aqsha setelah pasukan Israel menutup semua pintu masuk.
Hanya direktur Al-Aqsha dan penjaga keamanan yang diizinkan masuk, bahkan yang melakukan adzan, juga ditolak masuk.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Sementara itu, direktur Masjid Al-Aqsha Omar Al-Kiswani mengatakan ia bersikeras untuk melaksanakan shalat subuh pada Kamis (30/10) di Masjid Al-Aqsha meskipun keputusan polisi Israel untuk menutupnya.
“Saya tiba di Masjid pada waktu dini hari saat pasukan Israel mengepung dan mencegah jamaah masuk, tapi saya bisa masuk berdasarkan pekerjaan saya sebagai direktur Masjid,” kata Kiswani sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu.
“Tidak ada yang berada di dalam Masjid, tapi Adzan dibacakan pada waktu dini hari dan waktu sholat ditunda selama 10 menit dengan harapan bahwa polisi Israel akan memungkinkan jamaah untuk memasuki Masjid,” jelasnya.
“Tidak dapat diterima bahwa Masjid Al-Aqsha membayar mahal untuk peristiwa di Yerusalem. Masjid adalah tempat untuk berdoa dan beribadah serta semua umat Islam memiliki hak untuk mendapatkannya,” kata Direktur. (T/P002/R11)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)