Hamas Kecam Sikap Diam Komunitas Internasional atas Kekejaman Israel di Rumah Sakit Al-Shifa

Warga Gaza, Palestina, terpaksa mengungsi akibat serangan militer mematikan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. (Foto: dok. AA)

Gaza, MINA – Gerakan mengecam keras sikap diam komunitas internasional terhadap genosida dan bencana kemanusiaan yang terjadi di di Kota Gaza dan di lingkungan sekitarnya di tangan pasukan pendudukan Israel.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad (24/3), Hamas menuduh tentara Israel melakukan “kejahatan perang keji” di Rumah Sakit Al-Shifa dan daerah sekitarnya, termasuk eksekusi, pelecehan, serangan pembakaran terhadap rumah-rumah penduduk, mengepung warga sipil di dalam rumah sakit dan rumah-rumah, serta menggusurnya. Banyak warga di tengah tembakan dan pemboman. Palestinian Information Center melaporkan.

Hamas mengatakan, “praktik Nazi” tentara Israel di Rumah Sakit Al-Shifa dan sekitarnya tidak mendapat reaksi dari komunitas internasional, dan lembaga-lembaganya.

Hamas mendesak masyarakat Arab dan Muslim, masyarakat merdeka dunia dan masyarakat Palestina di Tepi Barat, Yerusalem serta Palestina yang diduduki pada tahun 1948 untuk segera mengambil tindakan guna memberikan tekanan pada kepentingan pendudukan Israel dan para pendukungnya.

Selama tujuh hari berturut-turut, pasukan Israel terus melakukan kekejaman yang mengerikan di Rumah Sakit Al-Shifa dan lingkungan sekitarnya.

Laporan media mengatakan tentara Israel telah mengeksekusi lebih dari 200 warga sipil, menculik lebih dari 800 orang lainnya, dan telah mengepung ratusan warga di dalam rumah sakit serta rumah-rumah di dekatnya sejak tentara Israel memulai operasi baru terhadap rumah sakit tersebut beberapa hari yang lalu.

Seorang warga Palestina yang selamat mengatakan kepada Al Jazeera banyak warganya terbunuh oleh penembak jitu Israel setelah mereka diculik dari Rumah Sakit Al-Shifa dan ditahan selama beberapa jam.

Seorang saksi mata perempuan juga mengatakan kepada Al Jazeera, tentara Israel memaksa 65 keluarga meninggalkan daerah dekat rumah sakit setelah membakar gedung tempat mereka berada, menambahkan bahwa orang-orang yang terkepung di dalam dan sekitar rumah sakit telah mengajukan permohonan ke Palang Merah selama enam hari untuk menyediakan air bagi anak-anak dan pasien serta melakukan intervensi untuk mengevakuasi mereka dari daerah tersebut.

Dia menegaskan, tentara Israel membakar hidup-hidup seluruh keluarga dan juga memperkosa serta membunuh perempuan di daerah tersebut.

Dalam konteks terkait, Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med menuduh tentara Israel terus menggunakan “warga sipil Palestina sebagai tameng manusia dalam operasi militernya di dalam Kompleks Medis Shifa dan sekitarnya di Kota Gaza.”

Euro-Med mengatakan pihaknya “mendokumentasikan beberapa kesaksian yang konsisten mengenai tentara Israel yang sengaja menggunakan warga sipil Palestina sebagai perisai manusia yang bertentangan dengan keinginan mereka, dan memaksa mereka ke dalam situasi berbahaya untuk mengamankan dan melindungi pasukannya dan serangan militer di dalam Kompleks Medis Shifa, menambahkan bahwa “ ini telah berlangsung sejak Senin dini hari.”

Kesaksian mengungkapkan, pasukan Israel menggunakan warga sipil, termasuk pasien dan pengungsi di dalam Kompleks Medis Shifa, sebagai perisai manusia, mengeksploitasi mereka untuk melindungi serangan militer mereka di dalam rumah sakit, membentuk penghalang di belakang pasukan dan kendaraan militer mereka, atau mengirim mereka ke dalam ancaman untuk rumah tempat tinggal dan bangunan di sekitar kompleks medis agar mengevakuasi diri sebelum tentara Israel menyerang, menangkap beberapa penduduk,  kemudian menghancurkan bangunan tersebut.

“Selain itu, beberapa keluarga yang tinggal di dekat Kompleks Medis Shifa melaporkan  pasukan Israel menggunakan para pemuda, yang ditangkap dari dalam kompleks, untuk memasuki rumah mereka dan meminta evakuasi segera ke tengah dan selatan,” menurut Euro-Med.

“Seorang wanita dari keluarga “Arafat” memberi tahu tim Euro-Med Monitor  mereka terkejut dengan masuknya seorang pria berusia akhir tiga puluhan, tanpa pakaian kecuali celana dalam. Dia memberi tahu mereka  tentara Israel mengirimnya untuk memerintahkan segera evakuasi dalam waktu 30 menit, dan mengancam akan mengebom rumah mereka. Setelah dievakuasi, sesuai perintah, mereka menyaksikan beberapa pemuda Palestina lainnya mengalami kondisi serupa, ketika tentara memaksa mereka memasuki rumah tetangga lainya untuk membri peringatan.”

Pekan lalu, tentara Israel menggerebek Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza di tengah tembakan keras dan drone yang melintas, mengakibatkan ratusan kematian serta cedera, dan ratusan lainnya ditahan. Selain itu, puluhan rumah tempat tinggal di sekitar fasilitas kesehatan dihancurkan dan dibakar setelah digerebek.

Euro-Med telah menyatakan keprihatinan mendalamnya terhadap situasi saat ini di Kompleks Medis Shifa dan risiko yang dihadapi warga sipil, termasuk pasien, petugas kesehatan, serta pengungsi di dalamnya, yang dilindungi oleh hukum kemanusiaan internasional. Fasilitas medis dan warga sipil harus dilindungi dan serangan terhadap mereka harus segera dihentikan.

Euro-Med meminta komunitas internasional untuk memikul tanggung jawabnya dan segera berupaya menghentikan genosida Israel di Gaza. (T/R7/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.