Gaza, MINA – Gerakan Hamas telah mengecam para penguasa Uni Emirat Arab (UEA) atas sikap mereka yang melakukan “normalisasi” dan menerapkan “kesepakatan memalukan” dengan negara pendudukan Israel melalui penerimaan perjalanan resmi pertama dari Tel Aviv ke Abu Dhabi.
Pernyataan normalisasi disampaikan di tengah meningkatnya kejahatan Zionis terhadap kota Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa, perluasan pemukiman, pencurian tanah, dan rencana pencaplokan serta pemindahan.
“Tak hanya itu, normalisasi tersebut juga disepakati saat pengepungan ketat yang tidak adil dan eskalasi militer yang sedang berlangsung terhadap Jalur Gaza,” demikian Hamas dalam sebuah pernyataan pada Senin (31/8) seperti dikutip dari Palinfo.
Gerakan tersebut mengutuk keras langkah UEA, karena itu adalah tindakan “Menusuk Palestina dari belakang”, juga “Pengkhianatan terhadap Gerakan mereka” dan “Konspirasi melawan perjuangan mereka.”
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Hamas juga menekankan, desakan para penguasa UEA untuk melakukan normalisasi tidak akan pernah mengubah sejarah apapun.
“Itu tidak akan bisa membuat keberhasilan terhadap kehadiran dan penerimaan pendudukan ilegal dalam kesadaran masyarakat Arab dan Muslim,” tegas Hamas.
Hamas memperingatkan UEA untuk membatalkan kesepakatan itu, dengan mengatakan hal tersebut akan berdampak parah pada keamanan nasional Arab dan hak-hak rakyat Palestina. (T/R12/RS1).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka