Gaza, MINA – Hamas menyatakan klaim kemenangan dalam perjuangannya yang sekarang sudah berlangsung 10 hari melawan eskalasi besar-besaran rezim Israel yang menargetkan Jalur Gaza.
Hamas pada Rabu (19/5) juga menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai pecundang besar dalam konfrontasi tersebut.
Sejak Senin lalu, rezim pendudukan telah meningkatkan serangan militernya terhadap daerah kantong yang diblokade, tempat bermarkasnya gerakan perlawanan Palestina. Hamas dan Jihad Islam, sesama kelompok perlawanan yang berbasis di Gaza, telah menanggapi dengan menembakkan ribuan roket ke wilayah pendudukan.
“Netanyahu telah menderita kekalahan besar dan Hamas menyatakan kemenangan,” kata Mousa Abu Marzouq, wakil pemimpin Hamas, Rabu (19/5), jaringan televisi Lebanon al-Mayadeen melaporkan.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Saya perkirakan kita bisa mencapai gencatan senjata dalam satu atau dua hari ke depan,” tambahnya.
Menurut pejabat itu, tanggapan spektakuler perlawanan terhadap eskalasi Israel telah memaksa Amerika Serikat mulai menekan Tel Aviv untuk guna menghentikan serangannya.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mendesak Netanyahu untuk melakukan “de-eskalasi” pada hari Rabu di jalan menuju gencatan senjata dalam konflik tersebut.
Sementara itu, hingga beberapa waktu yang lalu, AS bahkan terus memblokir rancangan pernyataan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dapat meminta penghentian serangan Israel.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Menurut Abu Marzouq, srangan balik kelompok perlawanan memaksa Washington untuk mengubah pendiriannya.
Menurut Ofir Gendelman, juru bicara kantor Netanyahu, kelompok yang berbasis di Gaza telah menembakkan sekitar 4.000 roket ke Israel dan wilayah pendudukan sebagai tanggapan atas serangan rezim Israel. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza