Gaza, MINA – Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, pada Jumat (7/11) mengkritik keputusan Kazakhstan bergabung dengan Perjanjian Abraham yang ditengahi AS.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan langkah tersebut merupakan “upaya untuk menutupi kejahatan genosida yang dilakukan oleh pendudukan Israel terhadap rakyat kami di Gaza, di saat entitas ini dan para pemimpinnya menghadapi isolasi internasional yang semakin meningkat dan dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional.” Anadolu melaporkan.
Kelompok tersebut mendesak semua negara, terutama negara-negara Arab dan Islam, untuk “memutuskan segala bentuk hubungan dengan entitas Zionis kriminal dan menahan diri dari terlibat dalam proyek normalisasi apa pun dengannya.”
Hamas menyerukan dukungan internasional untuk memperkuat ketahanan rakyat Palestina dan mendukung perjuangan sah mereka untuk mencapai kebebasan, kemerdekaan, dan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Baca Juga: PBB: Israel Batasi Pasokan Bantuan ke Gaza
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Kamis bahwa Kazakhstan telah setuju untuk secara resmi bergabung dengan kesepakatan normalisasi.
Perjanjian Abraham adalah perjanjian yang disponsori AS untuk menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara mayoritas Muslim selama masa jabatan pertama Trump. Sebelum Kazakhstan bergabung, empat negara telah bergabung dalam perjanjian damai ini: Bahrain, Maroko, Sudan, dan Uni Emirat Arab.
Tidak jelas apa yang akan berubah dengan bergabungnya Kazakhstan ke dalam Perjanjian Abraham. Tidak seperti negara-negara lain, Kazakhstan telah lama menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dan mengakui negara tersebut pada tahun 1992, tak lama setelah runtuhnya Uni Soviet.
Ditanya tentang fakta bahwa Kazakhstan telah mengakui Israel selama 33 tahun, Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan bahwa bergabungnya Kazakhstan memberikan momentum besar bagi Perjanjian Abraham. []
Baca Juga: Puluhan Ribu Muslimin Palestina Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)















Mina Indonesia
Mina Arabic