Gaza, MINA – Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, mengkritik negara-negara Arab yang menormalkan hubungan dengan pendudukan Israel, dan menggambarkan gelombang normalisasi terakhir sebagai “kemunduran baru Palestina”.
Menandai peringatan 53 tahun pendudukan Israel di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza, Hamas menyatakan, negara-negara Arab dan Islam menormalisasi hubungan dengan Israel sementara Israel berencana mencaplok wilayah Palestina, MEMO melaporkan yang dikutip MINA, Ahad (7/6).
“Kemunduran Arab terjadi tahun ini di tengah-tengah kemunduran baru karena sejumlah negara Arab dan Islam berusaha untuk menormalkan hubungan dengan musuh, dengan Israel,” pernyataan itu menyatakan.
Ditegaskan, langkah-langkah normalisasi ini meningkatkan kekuatan Israel dan meningkatkan keinginan Israel untuk memperluas pencaplokan, aneksasi, dan kedaulatan atas tanah Palestina.
Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti
Hamas menyatakan, upaya melemahkan perlawanan perlawanan rakyat Palestina adalah “benar-benar tidak dapat diterima”.
Sementara itu, Hamas juga menegaskan kembali, persatuan Palestina berdasarkan prinsip-prinsip nasional dan perlawanan adalah cara nyata untuk mengendalikan “agresi Israel”.
Hamas yakin bahwa nasib rencana aneksasi Israel akan dikalahkan oleh pejuang kemerdekaan Palestina. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan