Jakarta, MINA- Pemimpin gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyah, meminta para pemimpin Muslim dunia untuk bergerak secara nyata dalam menyelamatkan masjid suci umat Islam dari pendudukan Israel.
Dalam pidatonya di hadapan demonstran Gaza, Haniyah menyerukan negara Muslim yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk melakukan pertemuan darurat seperti saat awal organisasi ini didirikan ketika Masjid Al-Aqsha pertama kali dibakar Israel tahun 1969.
“Saya menyerukan kepada semua faksi Nasional dan Islam di Beirut dan Kairo untuk menangani dan merumuskan kebijakan guna menghadapi kejahatan Pendudukan Israel yang ditujukan untuk merebut Masjid Al-Aqsha,” kata Haniyeh pada khotbah Jumat di Gaza.
Haniyah juga menyeru Raja Abdullah II dari Yordania, dalam perannya sebagai presiden KTT Arab, untuk bertanggung jawab atas apa yang sedang terjadi di Yerusalem (Al-Quds).
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Di samping itu, Haniyah mengecam negara Arab yang melakukan normalisasi dengan Israel, menggambarkannya sebagai tindakan pengkhianatan terhadap orang-orang Palestina. Dia juga menyuarakan penolakannya terhadap “upaya kesepakatan” Trump dan pengakuan negara Zionis olehnya.
Di Gaza, ribuan warga menuju ke perbatasan terdekat dengan Tepi Barat yang dijaga Israel dan terjadi kerusuhan dengan tentara pendudukan yang berjaga di chekpoint terdekat.
Sementara di Tepi Barat, warga Palestina sejak Jumat pagi melakukan ibadah bersama di jalan-jalan di depan area Masdji Al-Aqsha dengan damai. Setelah shalat Jumat usai, mereka mulai mendekati ke arah Masjid di mana tentara Israel mulai melakukan penindasan kepada para demonstran dengan menembakkan peluru karet dan gas air mata.
Bahkan dalam sebuah video yang disebarkan warga Palestina, terlihat seorang demonstran tengah melakukan shalat dan ditendang oleh tentara Israel di Yerusalem Timur (Al-Quds).
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Protes kemarin dianggap sebagai demonstrasi terbesar warga Palestina, menyusul seluruh warga baik yang tinggal di Gaza, Tepi Barat dan green line (perbatasan pendudukan) turun menyuarakan aksi yang sama dalam persatuan.(T/RE1/RE1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza