Doha, MINA – Kelompok Perlawanan Hamas di Jalur Gaza menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sengaja menyalakan kembali agresi untuk menggagalkan kesepakatan.
Dilansir dari Al Mayadeen, Hamas menekankan bahwa Netanyahu mengalah pada tekanan politik dari Menteri Kepolisian sayap kanan Itamar Ben-Gvir.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (26/3), gerakan tersebut menganggap Netanyahu “bertanggung jawab penuh atas kegagalan kesepakatan,” dengan mengatakan bahwa tindakannya telah merusak upaya untuk mencapai resolusi.
Pernyataan tersebut juga memperingatkan bahwa pendekatan militer Israel yang berkelanjutan membahayakan sanderanya sendiri yang ditahan di Gaza.
Baca Juga: Lembaga Advokasi: Ada 10.800 Tahanan Palestina di Penjara Israel, 450 di Bawah 18 Tahun
“Perlawanan melakukan segala upaya untuk memastikan kelangsungan hidup para sandera pendudukan, tetapi serangan udara Zionis yang membabi buta membahayakan nyawa mereka,” kata Hamas.
Gerakan tersebut selanjutnya menuduh Netanyahu menyesatkan keluarga sandera Israel, dengan menegaskan bahwa klaimnya tentang solusi militer yang menjamin pembebasan sandera hidup-hidup adalah salah.
“Netanyahu berbohong kepada keluarga sandera ketika ia mengeklaim bahwa opsi militer mampu membawa mereka kembali hidup-hidup,” kata Hamas. []
Baca Juga: Enam Warga Gaza Syahid Ditembak Pasukan Israel Saat Tunggu Makanan
Mi’raj News Agency (MINA)