Gaza, MINA – Anggota biro politik Hamas Izzat Al-Rishq mengatakan, pemerintahan pendudukan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengulur waktu dan menunda-nunda serta mencari sesuatu untuk mengganggu perjanjian gencatan senjata di Gaza dan menghambat kesepakatan pertukaran tahanan.
Al-Rishq mengatakan dalam pernyataan pers pada hari Jumat (12/7), upaya panik Netanyahu menambahkan tuntutan baru yang tidak disebutkan dalam proposal sebelumnya yang diajukan kepada para mediator menegaskan ia masih ingin berlarut-larut, menunda-nunda dan mencari sesuatu yang akan mengganggu proses perjanjian perdamaian. Middle East Monitor melaporkan.
Media Israel melaporkan, mengutip sumber-sumber keamanan, Netanyahu menambahkan tuntutan pada perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang akan mempersulit atau menghambat negosiasi.
Sumber yang mengetahui perundingan tersebut mengatakan, dalam tanggapannya terhadap para mediator tanggal 27 Mei, Israel mengabaikan tuntutan awalnya untuk mempertahankan kendali atas apa yang mereka sebut koridor Netzarim, yang saat ini membagi Jalur Gaza menjadi dua bagian dan mencegah kembalinya pejuang bersenjata ke bagian utara Jalur Gaza.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Sejak 7 Oktober, tentara pendudukan Israel melanjutkan serangannya terhadap Jalur Gaza, dengan dukungan AS dan Eropa, ketika pesawat mereka mengebom rumah sakit, gedung dan rumah warga sipil Palestina, mencegah masuknya air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar.
Serangan-serangan itu telah menewaskan 38.345 martir dan melukai 88.295 lainnya, menurut data PBB. []
Mi’raj News Agency (MINA)