Gaza, MINA – Tokoh Hamas, Khaled Masha, mengatakan, gagasan normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel, dimaksudkan untuk mengendalikan Dunia Arab.
Ia berbicara di sebuah acara online, yang diadakan oleh cabang pemuda akun Facebook Partai Keadilan dan Pembangunan Maroko.
“Israel berhasil melenyapkan Mesir dengan perjanjian Camp David dan kini sedang melaksanakan konsep normalisasi dengan tujuan sama yaitu mengendalikan Arab,” jelas Masha, demikian Anadolu Agency melaporkan, Ahad (30/8).
Masha melanjutkan, Mesir dan Israel menandatangani perjanjian perdamaian di Washington pada 1979 setelah Camp David Accords pada 1978, yang mengakhiri konflik militer antara kedua negara dan memulai hubungan bilateral yang permanen dan stabil.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Mantan Pemimpin Hamas itu mengungkapkan, saat ini Israel mengikuti kebijakan normalisasi seperti dengan Mesir itu, dengan mengambil keuntungan dari perubahan regional dan internasional dalam beberapa tahun terakhir.
Ia menekankan, upaya untuk menormalkan hubungan dengan Israel tidak menguntungkan siapa pun kecuali pemerintah Tel Aviv.
“Rencana aneksasi Israel dan apa yang disebut Kesepakatan Abad Ini adalah kesepakatan yang tidak akan diterima oleh warga Palestina,” tegas Masha.
Sebagai bagian dari Kesepakatan Abad Ini Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan, pemerintahannya akan secara resmi mencaplok Lembah Jordan dan semua permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Menurut Hukum Internasional, status Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur adalah wilayah pendudukan, tapi Israel terus membangun permukiman di sana serta merencanakan aneksasi, yang jelas adalah melanggar hukum internasional.
Pejabat Palestina telah mengancam akan membatalkan Perjanjian Oslo, perjanjian bilateral dengan Israel, jika aksi-aksi Israel terus berlanjut dengan aneksasi, yang juga akan merusak konsep perdamaian “solusi dua negara”.
Mayoritas komunitas internasional, termasuk negara-negara anggota Uni Eropa, tidak mengakui kedaulatan Israel atas wilayah yang didudukinya sejak 1967. (T/Hju/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka