Gaza, MINA – Pejabat senior Hamas, Mousa Abou Marzouq, mengungkapkan bahwa proses pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel berdasarkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza kemungkinan akan dimulai pada Senin, 13 Oktober mendatang.
“Pertukaran tahanan mungkin dimulai pada Senin,” kata Marzouq dalam sebuah wawancara. Anadolu melaporkan, Sabtu (11/10)
Marzouq menegaskan bahwa Hamas tidak berniat menjadikan proses pembebasan tahanan tersebut sebagai ajang militerisasi ataupun perayaan publik.
Fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel resmi berlaku pada Jumat pukul 12.00 waktu setempat (16.00 WIB). Berdasarkan dokumen yang disiarkan stasiun TV KAN, Hamas akan membebaskan sandera Israel yang masih hidup dalam waktu 72 jam setelah Israel meratifikasi kesepakatan tersebut.
Baca Juga: 250 Ribu Pengungsi Gaza Mulai Kembali ke Rumah setelah Gencatan Senjata
Dalam dokumen itu juga disebutkan bahwa Hamas akan memberikan seluruh informasi mengenai sandera Israel yang telah tewas kepada mekanisme bersama yang melibatkan Turki, Qatar, Mesir, dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
Israel memperkirakan terdapat 48 warganya yang masih disandera di Gaza, termasuk sekitar 20 orang yang diyakini masih hidup.
Kesepakatan gencatan senjata terbaru antara Hamas dan Israel merupakan bagian dari upaya internasional untuk menghentikan perang panjang yang telah menewaskan puluhan ribu warga sipil Palestina sejak Oktober 2023.
Sejumlah negara seperti Qatar, Mesir, dan Turki berperan sebagai mediator utama dalam perundingan yang juga mencakup isu kemanusiaan, bantuan bagi pengungsi, serta pembebasan tahanan dari kedua belah pihak. []
Baca Juga: UNRWA: 6.000 Truk Bantuan Tertahan karena Israel Belum Buka Akses ke Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)